JOURNAL

The Creative Brief

150 150 Rahma Utami

Creative Brief (Bates Indonesia)

Segala hal yang tertera di bawah ini masih meruakan pemikiran basic dari saya. Segala perubahan dan penyesuaian terhadap kampanye ini sendiri masih dapat dilakukan terutama untuk pengembangan ide dan implementasinya.

Why are we advertising?

Mengajak target (perusahaan) untuk memberikan kesempatan yang sama bagi tuna netra untuk dapat bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki dan keahlian ini bukan keahlian yang sifatnya konvensional seperti tukan pijat dan lain lain.

To whom are we talking?

Target market adalah perusahaan perseroan. Perusahaan yang dituju memiliki karakter multinasional ataupun akan bergerak menuju multinasional. Target merupakan perusahaan yang belum pernah mempekerjakan tuna netra sebagai karyawan di perusahaan mereka namun potensial untuk mempekerjakan tuna netra sebagai karyawan pada posisi-posisi tertentu. Perusahaan ini umumnya belum mengetahui keahlian apa saja yang dimiliki oleh tuna netra.
Jika dipersonifikasikan, maka target adalah pemegang keputusan ataupun pemberi pertimbangan dalam suatu perusahaan yaitu HRD dan user (manajer). Secara demografis, target audiens adalah professional dengan usia 25-50 tahun, Ses A dan B , unisex, tinggal di perkotaan.

What insight do we have about them?

Secara psikografis target audiens merupakan orang yang hidup diperkotaan. Membawa mobil sendiri atau cukup sering menggunakan taxi sebagai sarana transportasi. Terkadang terjebak dalam kemacetan dan keramaian kota sehingga sering menerawang keluar kaca mobil untuk mengalihkan pikiran atau sekedar menyalakan radio atau mp3 di mobil mereka. Membaca Koran dan membuka internet setiap hari dengan secangkir kopi terhidang di atas meja kerjanya. Terkadang, mereka harus berhadapan seharian dengan monitor komputer di depannya. Berkantor di gedung bertingkat, yang memungkinkan penggunaan lift tiap hari. Orang-orang ini adalah orang yang berhadapan dengan berbagai dokumen tiap hari, baik di atas meja, maupun dalam dunia maya. Mengadakan pertemuan ataupun sekedar bersantai di resto-resto mahal sekelas sushi-tei.Tidak menyukai sinetron, lebih memilih TV kabel, namun tetap tertarik pada acara sekelas berita, politik, ataupun talkshow moderat seperti kick andy. Berpikiran terbuka dan professional keprofesionalan dalam bekerja, menginginkan segala sesuatu berjalan efisien dan efektif. Berhati-hati dalam membuat keputusan. Dalam recruitment mereka berprinsip “put the right man in the right place” dan mempertahankan objektivitas dari berbagai segi.

What do we want them to think/do?

Tuna netra memiliki kemampuan yang sama dengan tenaga kerja pada umumnya dan menerima mereka sebagai pegawai tanpa merendahkan kemampuan mereka dengan mempekerjakannya sesuai dengan kapasitas mereka.
Merekrut tuna netra sebagai pegawai di perusahaan sesuai dengan kapasitas masing-masing.

What is our preposition?

Tune in the light, percaya,kami bisa!
Apakah Anda dengar perbedaannya? Jelajahi kemampuan tuna netra, sadari mereka sama.
Jangan padamkan kesempatan mereka untuk bekerja. Akui kemampuan tuna netra, berikan kesempatan yang sama.
Kami percaya, Anda?

What is the support for this preposition?

Ketika melihat mereka bekerja dan hasil kerja mereka secara langsung maka umumnya keraguan akan kemampuan mereka akan hilang.
Tuna netra terbiasa dengan system bekerja yang efisien dan efektif karena terbiasa untuk tidak memulai kesalahan.
Perusahaan memiliki tanggung jawab yaitu Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dapat diarahkan kepada ke daerah human resources dengan cara perekrutan tenaga kerja.
Setiap kesempatan kecil yang diberikan kepada tuna netra kan dimanfaatkan sebaik baiknya karena minimnya peluang yang mereka miliki untuk mendapatkan peluang ini kembali.
Masyarakat akan selalu memandang positif terhadap kegiatan yang melibatkan penyadang cacat yang berarti menngkatnya nama baik perusahaan.
Bukti dari perusahaan yang telah mempekerjakan tuna netra seluruhnya memberikan sentimen positif atas kinerja mereka.

What are the mandatories?

a. Logo sponsor: Pertuni, disnakertrans, yayasan mitra netra, psbn wyata guna, logo event
b. Nama program: trust
c. Tagline : Percaya kami bisa.

What is the tone and manner?

Korporat, professional, bersih, optimis, dekat

Creative requirements ? (Media)

1. Media lini atas seperti billboard, tvc, radio, dan Koran nasional
2. Media lini bawah: direct mail
3. Ambient media sebagai pendukung di lingkungan yang terkait dengan target audiens.
4. Viral media: word of mouth untuk menyebarkan informasi ini

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia

KONSEP KOMUNIKASI

150 150 Rahma Utami

Komunikasi yang direncanakan mengacu pada strategi komunikasi yang berbasis Target Audiens dengan menggali consumer insight seperti yang dipaparkan oleh Djito Kasilo dalam Komunikasi Cinta(2008: 76).

Karena target audiens yang dituju adalah perusahaan berbentuk perseroan yang memiliki kredibilitas dan mapan dengan karakter professional maka pendekatan komunikasi lebih diarahkan pada personifikasi 2 karakter yang memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dalam hal perekrutan tenaga kerja,  yaitu HRD dan pimpinan.

Dalam proses perekrutan tenaga kerja, tentunya perusahaan akan melihat sisi positif atau keunggulan dari calon karyawan. Hal ini diterapkan pada kampanye ini dengan mendeskripsikan hal-hal positif yang berkaitan dengan keahlian tuna netra.

Pendekatan yang digunakan adalah pada setiap jalan prosesnya, semua tetap dilakukan sesuai prosedur penerimaan pegawai pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah penempatannya. Penempatan ini disesuaikan dengan kualifikasi tuna netra. Diberikan pemaparan informasi mengenai alternatif keahlian para tuna netra serta pandangan tuna netra sebagai asset perusahaan dalam tiap kampanyenya. Pendekatan tetap dilakukan seprofesional mungkin karena inti pesannya bukanlah menyampaikan keibaan, namun pemerataan kesempatan dan pengakuan atas kemampuan tenaga kerja tuna netra. Nantinya target audiens diharapkan dapat menilai tuna netra dengan objektif tanpa dipengaruhi paradigma awal yang mendiskriminasikan tuna netra.

Selain itu, dengan cara ini, meskipun ada fasilitas yang memang perlu ditambahkan untuk mengefektifkan kerja dari tuna netra, hal ini tidak akan adipandang sebagai “tidak efisien” melainkan memang tanggung jawab social perusahaan untuk memberikan fasilitas kerja bagi karyawannya sehingga dana yang keluar tidak akan menjad masalah karena merupakan transformasi bentuk dari CSR, misalnya. Alasan ini dapat menjadi modal awal sehingga perusahaan semakin memandang dukungan fasilitas ini memang worth it sebagai asset.

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia

Seeing is believing

150 150 suarise

Gak percaya akan kemampuan mereka?

Tengok deh video singkat ini

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=DCYSK4tYxZU]

masih belom percaya mereka mampu?

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia

Baca-sentuh

150 150 suarise


Sebuah mesin ketik braile yang masih dipakai di PSBN Wyata Guna. Wyata Guna adalah pusat rehabilitasi dan pendidikan Tuna Netra yang dikelola oleh pemerintah. Berlokasi di Bandung, Wyata Guna sekaligus juga mencetak beberapa jenis buku dan Al Qur’an berhuruf Braile.

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia