sosial media

Poster SEOCON 2021: Search Engine Optimization in The New World

SEO On Page + Accessibility: Business and Social Impact Performance in One Step

1200 628 suarise

Hubungan antara SEO On-page dan Aksesibilitas Website

“Teknis Akesibilitas Digital mencakup 70%-80% penerapan SEO On-Page pada halaman”

Inilah analisis yang diberikan oleh Deasy Natalia, General Manager BLU Wave pada sesi Global Accesssibility Awareness Day 2020 silam. Diskusi ini merupakan awal memperkenalkan istilah aksesibilitas digital ke audiens di Indonesia, terutama bagi bisnis maupun perorangan yang memiliki ketertarikan dan kebutuhan di bidang digital marketing, khususnya Search Engine Optimization (SEO). SEO on page dan Accessibility nyatanya memang berjalan seiringan.

Lebih jauh perihal teknis dan non-teknis bagaimana kedua teknis ini diterapkan dalam sekali jalan akan dibahas di SEO Conference 2021. Dengan topik SEO Perfornce in The New World, Suarise mengajak untuk menggunakan kacamata penerapan  SEO On Page yang benar dan akurat akan berdampak tak hanya bagi bisnis, tapi juga bagi pengguna dengan latar belakang disabilitas.

Daftar SEOCon 2021

Apa itu SEO On Page?

SEO On Page merupakan implementasi teknis dan non teknis untuk mengoptimasikan halaman website dari sisi asetnya itu sendiri. SEO On page meliputi optimasi landing page, struktur, kode, termasuk penulisan tiap artikel. SEO On Page tidak hanya semata-mata tentang optimasi kata kunci (keyword) saja.

Prinsip Aksesibilitas Digital (A11y) dalam sebuah website

Dalam membuat aplikasi digital yang ramah disabilitas, ada 4 prinsip yang harus dipenuhi yang disingkat dengan POUR:

  1. Perceivable
  2. Operable
  3. Understanable
  4. Robust

Keempat hal tersebut erat kaitannya dengan penggunaan maupun tanpa penggunakan teknologi asisitif bagi disabilitas tertentu (contoh: pembaca layar bagi tunanetra).

Perceivable

Perceivable artinya informasi yang disajikan dalam suatu aplikasi bisa diakses dengan multi-indera, apakah itu mata, telinga, maupun peraba. Praktis, sebuah informasi yang inklusif dan #BisaDiAkses disabilitas artinya memfasilitasi seseorang yang mengalami kekurangan maupun ketiadaan fungsi dari salah satu indera yang disebutkan.

Orang yang buta warna harus bisa memahami informasi tanpa kehilangan konteks dari warna yang disajikan, tunanetra bisa mendengar informasi yang dipaparkan secara visual, dan sebagainya.

Operable

Operable artinya bisa digunakan sesuai fungsinya. Contohnya, tombol bisa ditekan, formulir bisa diisi, belanjaan bisa di check out dan dibayar, dan sebagainya.

Understandable

Understandable artinya bisa dipahami. Seringkali informasi disajikan visual saja, gambar saja, atau bahkan teks saja. Hal ini menyebabkan pengguna dari kondisi tertentu kehilangan bagian dari informasi yang penting. Understandable juga kaitannya dengan penggunaan bahasa dan kata-kata.

Robust

Robust kaitannya bisa digunakan berbagai jenis teknologi asistif. Nah ini biasanya diluar cakupan SEO.

8 Komponen SEO On-Page yang Berhubungan dengan A11y

Ada delapan hal yang berhubungan langsung dengan website accessibility dan membuat pengguna dengan latar belakang disabilitas lebih mudah berselancar, yaitu:

  1. Heading
  2. HTML Tag
  3. Images & Multimedia
  4. Content Writing
  5. Linking
  6. Structure & Navigation
  7. Page Load Speed
  8. User Experience (UX)

SEO On Page & Accessibility Webinar

Poster Seocon sesi Suarise: SEO + Accessibility = Business and Social Impact Performance in One Step

Rahma Utami, founder dan Konsultan Aksesibilitas Suarise akan memberikan materi di SEO Conference 2021

Pada event ini, Suarise mengangkat SEO + Accessibility = Business and Social Impact Performance in One Step

  • Hari & Tanggal: Rabu, 17 Maret 2021
  • Jam: 16.oo WIB
  • Lokasi: Conference Room 1

Pada sesi ini, akan diterangkan terkait teknis

  • Dampak SEO on page yang baik bagi pengguna disabilitas
  • SEO On-page apa saja yang bersinggungan dengan aksesibilitas
  • Bagaimana menerapkannya secara efisien.

Hasilnya? Website tidak hanya bagus nilai SEO nya tapi juga semakin ramah pengguna disabilitas.

Apa yang akan didapatkan? (Ada di teks)

Untuk mengikuti sesi SEOCON 2021 baik sesi Suarise maupun sesi pembicara lainnya secara GRATIS, silakan ke registrasi peserta SEOCON 2021.

 

 

#AccessibilityIsGoodSEO

#GoodSEOisAccessible

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia

Alt Teks: Aksesibilitas Media Sosial untuk Pengguna Tunanetra

150 150 Theresia Suganda

Fitur Alt-teks di Instagram

Pada akhir November 2018 lalu, Instagram mengumumkan dua peningkatan baru untuk mempermudah orang-orang tunanetra atau dengan gangguan visual menggunakan Instagram. Pembaruan pertama ialah pengadaan teks alternatif (alt text) otomatis sehingga pengguna dapat mendengarkan deskripsi foto melalui teknologi pembaca layar (screen reader). Fitur ini menggunakan teknologi pengenalan objek untuk membacakan daftar benda yang mungkin terkandung di dalam foto. Pembaruan kedua ialah pengadaan kustomisasi teks alternatif sehingga pengguna dapat menambahkan deskripsi foto yang lebih kaya.

Manfaat Pembaruan Instagram Bagi Tunanetra

Alt text otomatis sebenarnya sudah cukup baik. Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) sudah mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk generik yang terlihat jelas pada foto. Misalnya, bentuk-bentuk generik seperti manusia, bangunan, dan langit. Hanya saja, (saat tulisan ini dibuat) teknologi tersebut masih belum dapat membaca bentuk-bentuk gambar di luar foto, seperti komik, e-poster, atau infografik.

gambar tahapan pengaturan lanjutan instagram untuk memberi keterangan gambar

Pengaturan lanjutan instagram untuk memudahkan tunanetra membaca bentuk gambar (foto: net)

Sementara itu, fitur kustomisasi alt text tersedia pada pengaturan lanjutan (advanced setting). Pengguna dapat memilih menu Write Alt Text, mengisi deskripsi, lalu menyimpannya. Pengguna juga dapat menyunting foto-foto yang sudah terkirim dan menambahkan alt text. Instagram membatasi alt text pada 100 karakter untuk mengajak pengguna berpikir dan tidak sekadar menyalin tempel (copy and paste) caption ke dalam deskripsi foto.

Seminggu setelah fitur ini hadir, saya dan Ega, salah satu peserta pelatihan Digital Content Writing yang diadakan Suarise, mengadakan uji coba penggunaan fitur. Saya menguji kustomisasi alt text dan Ega menguji keterbacaannya pada screen reader. Hasilnya buat kami berdua memuaskan. Saya jadi punya ruang untuk mendeskripsikan isi foto lebih dari sekadar menggambarkan konten foto tetapi juga memberi konteks. Dari sisi pengguna tunanetra, Ega mengalami perjalanan pengguna (user journey) yang lebih singkat untuk mendapatkan pesan dalam kiriman foto. Ega menggambarkan, tanpa alt text, yang dia dapatkan adalah sekadar keterangan (caption) foto. Caption tersebut kadang terpotong atau kadang tidak menjelaskan dengan detail konteks di dalam foto. Misalnya, pada foto secangkir kopi yang diberi caption “Selamat pagi!”. Sementara itu, dengan alt text, dia mendapatkan konteks pesan yang lebih menyeluruh lewat deskripsi gambar dan caption. Misalnya, dengan deskripsi foto “secangkir kopi di pagi hari” dan caption “Selamat pagi!”.

Tonton Bagaimana Screen Reader membaca Instagram

Bandingkan dengan kita yang awas. Hanya dengan melihat foto, kita sudah mendapatkan konteks pesan keseluruhan kiriman, bahkan sebelum kita membaca caption (dan komen-komen) lebih lanjut. Keberadaan alt text tidak hanya memudahkan perjalanan bagi pengguna tunanetra, tetapi juga menjembatani perpindahan pesan dan makna dari satu pengguna ke pengguna lainnya.

ilustrasi media sosial dalam smartphone

Ilustrasi instagram pada smartphone (foto: net)

Kamu Content Creator? Yuk Ikut Membuat Instagram dan Sosial media semakin #BisaDiAkses!

Kesetaraan Akses Media Sosial untuk Tunanetra

Pengadaan fitur alt text otomatis dan kustomisasi alt text oleh Instagram merupakan salah satu upaya memberi kesetaraan akses bagi pengguna tunanetra atau dengan gangguan visual. Langkah ini bukan yang pertama dilakukan di ranah media sosial; fitur serupa sudah ada di Facebook dan Twitter sejak 2016. Di media digital secara umum aksesibilitas tidak berhenti di pengadaan alt text pada foto atau gambar saja. Aksesibilitas juga mengacu pada desain perangkat, produk, dan lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar individu dengan disabilitas atau gangguan sensorik dapat berhasil menggunakan perangkat atau produk.

Kesetaraan aksesibilitas media sosial untuk pengguna tunanetra menjadi isu yang semakin relevan mengingat semakin berkembangnya penggunaan media sosial. Menurut Global Digital 2019 Reports yang dirangkum oleh WeAreSocial dan Hootsuite, pengguna aktif media sosial di Indonesia sudah mencapai 56% dari total populasi. Dalam angka tersebut termasuk teman-teman pengguna tunanetra atau dengan gangguan visual yang juga menggunakan media sosial sebagai sarana berkomunikasi.

Inklusi dengan menyediakan akses media sosial yang setara adalah solusi saling menguntungkan bagi pengguna tunanetra atau dengan gangguan visual dan pengguna awas, yaitu untuk transfer informasi dan pengetahuan secara dua arah. Fitur aksesibilitas seperti alt text bisa jadi kesempatan bagi Anda, yang selama ini fokus ke estetika konten visual, untuk menjangkau pengguna tunanetra yang bisa jadi adalah sasaran komunikasi Anda juga.

Ditulis oleh Theresia Suganda, Project Manager untuk Suarise.

 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia