digital accessibility

Foto bersama seluruh peserta, mentor, dan trainer Accessibility Bootcamp, serta para tamu undangan, tim Suarise, dan para volunteer

Transformasi Aksesibilitas Web dalam Accessibility Bootcamp Suarise 2024

2560 1439 Iin Kurniati

BSD City, 20 April 2024 –  Suarise menutup rangkaian Kegiatan Accessibility Bootcamp Suarise 2024 dalam Digital Accessibility Awareness Day: 10 Case Studies on Transforming Web Accessibility in Indonesia. Kegiatan ini menyajikan hasil studi kasus dalam negeri terkait website yang aksesibel dan inklusif sesuai dengan pedoman aksesibilitas konten web (Web Content Accessibility Guideline – WCAG). 

Accessibility Bootcamp Pertama di Indonesia

Suarise berinisiasi menyelenggarakan Bootcamp Aksesibilitas Digital (A11y Bootcamp) lintas disiplin pertama di Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan pada tiga kota Jakarta, Yogyakarta, dan Malang ini diikuti oleh 40 orang peserta berlatar belakang UI/UX Designer, UX Research, UX writer, dan Web Developer, berasal dari kalangan profesional maupun mahasiswa yang telah lolos seleksi kompetensi dasar.

A11y Bootcamp sendiri bertujuan mendorong kolaborasi lintas disiplin bersama dengan teman disabilitas dalam menciptakan solusi aksesibilitas yang holistik dan efektif. Kegiatan yang berlangsung baik secara online maupun offline ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam mengembangkan produk digital inklusif, serta mudah diakses bagi semua termasuk disabilitas. Harapannya agar para peserta dapat menerapkan aspek ini dalam pekerjaan di bidang desain, pengembangan produk/website, dan penulisan di bidang digital.

Sejak Januari 2024, para peserta mempelajari berbagai hal soal aksesibilitas digital, mulai dari prinsip dasar hingga fundamental aksesibilitas digital sesuai WCAG sebagai standar teknis aksesibilitas web yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). Peserta juga mempelajari praktik terbaik dalam penerapan standar dalam sejumlah disiplin ilmu dengan para pengajar yang terdiri atas praktisi teknologi baik dari dalam maupun dari luar negeri, termasuk pengajar dengan latar belakang disabilitas.

Pada awal pertemuan, peserta juga berkesempatan berbincang secara online dengan teman-teman yang memiliki jenis disabilitas berbeda (seperti cerebral palsy, autism spectrum disorder, teman netra, dan multiple sclerosis). Melalui sesi diskusi bersama teman disabilitas, para peserta mendapat gambaran tentang sejauh mana tantangan aksesibilitas yang dihadapi mereka dan bagaimana kebiasaan penggunaan teknologi asistif yang digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Baca: Suarise A11y Bootcamp Berhasil Tuai Antusiasme Positif – Suarise Indonesia

Belajar dari Perspektif Pengguna Disabilitas dalam Studi Kasus

Dalam riset maupun pengetesan sebuah website, terdapat satu tahap penting untuk mengetahui apakah produk tersebut mudah digunakan yakni dengan melibatkan para pengguna secara langsung. Hal ini pula yang diterapkan pada project akhir peserta dalam rangkaian kegiatan A11y Bootcamp  yakni melibatkan teman-teman disabilitas (disability user testing). Kegiatan ini menggandeng sepuluh orang responden disabilitas netra untuk bersama-sama melakukan audit website. 

diskusi kelompok yang melibatkan teman disabilitas. Seorang teman netra tengah mengakses website dengan instruksi dari peserta bootcamp.

Diskusi para peserta A11y Bootcamp dengan teman netra dalam mempelajari studi kasus tentang website yang memenuhi standar aksesibilitas internasional (WCAG) pada Kelas ke-13 tentang, Sabtu (09/03) di Jakarta (Doc. Suarise)

Pelibatan teman-teman disabilitas ini tidak hanya berperan utama sebagai tester, tetapi juga berperan sebagai mentor bagi para peserta dalam proses penyelesaian tugas akhir. Peserta Bootcamp bersama responden disabilitas melakukan pengujian terhadap sepuluh website lokal di berbagai sektor, diantaranya sektor kesehatan, pendidikan, pelayanan publik pemerintah, ketenagakerjaan, dan jasa keuangan. Hasil studi ini akan digunakan sebagai bahan advokasi kepada para stakeholders terkait produk website yang aksesibel dan inklusif.

Tujuan pelibatan pengguna disabilitas ialah membangun kolaborasi setara antara pengguna dengan disabilitas dengan pengembang dalam pembuatan platform digital yang ramah ragam disabilitas. Melalui pertemuan langsung dengan pengguna, diharapkan para peserta Bootcamp mampu memahami langsung masalah yang dihadapi dalam mengakses platform digital serta mengumpulkan umpan balik untuk meningkatkan standarisasi aksesibilitas digital terutama di platform digital sektor tertentu.

Menurut Synthia Montolalu, salah satu responden disabilitas netra, dirinya merasa senang dapat bekerja sama dengan kelompok diskusi pada website di bidang kesehatan. “Saya  termotivasi untuk mengeksplorasi website pemerintah dan swasta. Saya menemukan banyak hal yang tidak ramah dan kurang aksesibel bagi tunanetra dan pembaca layar, lalu mencoba mencari solusinya bersama,” ungkapnya. Tia berharap seharusnya website pemerintah jauh lebih tinggi level aksesibilitasnya, lebih informatif dan bisa jadi acuan bagi website yang dikelola oleh swasta. 

Digital Accessibility Awareness Day

tiga orang perwakilan kelompok peserta Accessibility Bootcamp. Satu orang wanita (kiri) sedang mempresentasikan hasil studi kasus, dan dua orang disebelahnya (wanita -tengah) (laki-laki - kanan)

Salah satu kelompok peserta A11y Bootcamp sedang mempresentasikan hasil studi kasus website lokal, serta temuan mereka terkait tantangan aksesibilitas digital pada rangkaian penutup A11y Bootcamp, Sabtu (20/04), di BSD City (Doc. Suarise)

Sebagai rangkaian penutup Bootcamp, Suarise menggelar Digital Accessibility Awareness Day (DAAD) yang menyajikan hasil studi kasus sepuluh website dalam negeri. Kegiatan yang diselenggarakan secara offline dan online (terbatas) ini diikuti oleh sekitar 100 orang pendaftar umum (termasuk teman disabilitas), dan para pemangku kepentingan.

Ridho, seorang teman tuli yang ikut hadir dalam DAAD menyampaikan rasa haru dan bangga dengan meningkatnya antusiasme publik terhadap aksesibilitas untuk teman disabilitas. “Aku merasa terharu luar biasa. Harapannya ke depan semoga semakin banyak teman developer di seluruh Indonesia yang fokus memperhatikan aksesibilitas untuk mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif,” ujarnya.

Founder and Accessibility Consultant Suarise sekaligus Trainer A11y Bootcamp, Rahma Utami salut atas komitmen dan semangat  peserta selama tiga bulan kebelakang, baik dari segi keaktifan di kelas dua kali seminggu,  dan ketepatan pengerjaan tugas personal maupun penugasan kelompok. Komitmen ini menjadi indikator semangat dalam membuat digital platform yang lebih aksesibel yang perjalanannya tidak sebentar.

Bootcamp ini adalah modal dan titik awal untuk para alumni Bootcamp mengambil bagian dalam tantangan terbesar, yakni mengimplementasikan materi dan praktik yang telah dipelajari ke kampus, organisasi, perusahaan, atau dimanapun mereka bernaung. “Kami berharap penyelenggaraan Bootcamp ini bukan yang pertama dan terakhir, tetapi menjadi titik mula terwujudkan transformasi digital inklusif di Indonesia,” tegasnya. 

Sebagai tambahan informasi, Kegiatan Penutup A11y Bootcamp Suarise bertajuk Digital Accessibility Awareness Day merupakan salah satu rangkaian menuju peringatan Global Accessibility Awareness Day (GAAD) tahun 2024. GAAD merupakan gerakan yang berfokus pada akses dan inklusi digital bagi lebih dari satu miliar penyandang disabilitas yang diperingati setiap hari Kamis pekan ketiga pada bulan Mei mendatang.

Kegiatan Accessibility Bootcamp didukung oleh hibah dari Information Society Innovation Fund (ISIF Asia) dan APNIC Foundation. Acara ini juga terselenggara berkat kerja sama dengan Algobash, serta media dan community partner bersama UXID Bandung, Design Rant, dan Ruang Gerak. Selain itu, khusus pada penyelenggaraan kegiatan penutup A11y Bootcamp, Kami didukung oleh Apple Developer Academy selaku venue supporting.

Suarise Wujudkan Generasi Aksesibilitas melalui Accessibility Bootcamp 2024 – Suarise Indonesia

Tentang Penyelenggara

Suarise adalah perusahaan sosial independen yang fokus mempromosikan yang memungkinkan kesamaan akses dan kesempatan bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan (tunanetra) di industri digital dan platform online. Sejak didirikan pada 2017, Suarise menyediakan tiga layanan utama. Pertama, memberikan pelatihan vokasi terkait teknologi digital bagi tunanetra dan low vision agar dapat bekerja secara independen maupun sebagai tenaga tetap dalam perusahaan.

Kedua, Suarise membuka konsultasi dan riset aksesibilitas digital, serta persiapan onboarding bagi perusahaan yang akan mempekerjakan disabilitas, khususnya tunanetra dan low vision. Ketiga, Suarise menyediakan jasa penulisan konten digital yang dilakukan para talents Suarise tunanetra dan low vision. Suarise juga memprakarsai a11yID, komunitas Indonesia pertama untuk orang-orang dengan latar belakang teknologi yang ingin mengeksplorasi lebih banyak tentang aksesibilitas digital.

ISIF adalah singkatan dari The Information Society Innovation Fund (ISIF Asia) ISIF ASIA adalah organisasi nirlaba yang fokus mendukung dan mempercepat penggunaan dan pengembangan internet untuk kepentingan sosial di seluruh dunia. Organisasi ini memberikan dukungan keuangan dan teknis kepada proyek-proyek inovatif yang berupaya meningkatkan akses, keamanan, privasi, dan manfaat sosial dari internet. Suarise mendapat dukungan pendanaan penuh ISIF dalam program be The A11y Project yang meliputi A11y Bootcamp, A11y Empathy Lab Pop Up Experience, A11y Design Challenge, dan Accessibility Issue Submission Challenge. 

 

Kontak Suarise: 

Iin Kurniati 

Public and Government Relations Suarise 

Email: [email protected] 

Website: http://suarise.com

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia