ShecanFund

Logo Gojek vs Grab

Dampak Aksesibilitas Aplikasi Gojek dan Grab untuk Kemandirian Tunanetra

2560 1316 suarise

Manfaat Aplikasi Ojol Bagi Tunanetra

Tidak dipungkiri, kehadiran ojol, alias ojek online, mempermudah hidup banyak orang. Hal ini juga berlaku bagi kalangan disabilitas, khususnya tunanetra. Dengan kondisi penglihatan yang minimal atau bahkan tidak ada sama sekali, dukungan aksesibilitas di beragam aplikasi online mempermudah tunanetra dalam membeli barang, menelaah spesifikasi barang, dan kini termasuk memesan ojek juga.

5 Alasan kenapa Tunanetra menjadi lebih Mandiri berkat Aplikasi Ojek Online

  1. Menengahi aksesibilitas transportasi publik yang masih sangat terbatas

    Dengan infrastruktur dan sarana transportasi publik di Indonesia yang belum sepenuhnya ramah bagi difabel, kehadiran aplikasi Ojek online (atau ojol) sangat mempermudah. Meski sudah banyak fasilitas publik yang menggunakan trotoar taktil, tapi seringkali hal ini tertutup oleh pedagang kaki lima, parkir motor, bahkan lubang galian. Belum juga sampai halte, kesananya saja sudah banyak jebakan.

  2. Bisa kemana-mana tanpa mengandalkan anggota keluarga

    Selama ini, mayoritas tunanetra bergantung pada anggota keluarga atau teman yang awas untuk bermobilisasi, apakah itu menemani atau mengantar dengan kendaraan seperti motor atau mobil. Praktis, harus menyesuaikan juga dengan jadwal yang mengantarkan.

  3. Lebih efisien saat bermobilitas

    Adapun sarana publik seperti layanan bis gratis, belum bisa menjamin ketepatan waktu sampai di lokasi karena harus menjemput dan mengantarkan satu per satu dari penumpang. Belum lagi, layanan ini harus dipesan beberapa hari sebelumnya. Walhasil, ini menjadi kendala jika difabel, khususnya tunanetra ingin sampai ke suatu lokasi pada waktu tertentu secara akurat ataupun untuk bepergian secara mendadak.

    Seorang tunanetra sedang memegang es kopi dan membayar ke driver Grab

    Teman netra juga bisa pesan kopi kekinian kalau aplikasinya aksesibel dan ramah difabel.

  4. Bisa tahu apa saja makanan dan minuman yang dijual di sekitar

    Orang awas mungkin tidak akan mengalami masalah ingin jajan apa, apakah itu beli sekitar rumah atau pesan via ojol kalau lagi malas jalan. Namun, keterbatasan penglihatan tunanetra menyebabkan mereka terkadang tidak tahu apa saja jajanan di sekitar rumah mereka, kecuali pernah ke sana atau diberi tahu oleh rekan yang awas. Dengan aplikasi grab dan gojek, tunanetra bisa jajan baik yang lokasinya sekitar rumah maupun yang jauh.

  5. Bisa kirim paket sendiri

    Kalau tidak punya komputer dan printer, sulit untuk tunanetra mengirimkan paket sendiri karena harus menuliskan alamat. Pun biasanya akhirnya antara meminta bantuan rekan yang awas atau datang langsung ke tempat pengiriman paket terdekat (jika tahu) untuk sekalian diketikan. Dengan aplikasi go-send dan grab-send, kirim paket jadi lebih mudah karena alamat tinggal diketikan di aplikasinya langsung.

Aksesibilitas Go-Jek dan Grab sudah sejauh apa?

Tunanetra menggunakan software pembaca layar untuk mengakses seluruh tampilan yang muncul di aplikasi. Software ini gratis dan sudah terinstall otomatis di hp merk apapun.

Sebuah aplikasi harus akses dari sisi control, tombol, tulisan, hingga gambarnya. Nah, sayangnya, meski masih bisa dioperasikan dan bermanfaat, banyak teman netra yang masih berkendala dalam mengakses aplikasi Ojol ini.

Aksesibilitas Gojek bagi Pengguna Tunanetra

Menurut kamu, mana aplikasi ojol yang lebih aksesibel untuk difabel netra?

Jawabannya ada di video berikut.

Sharing Tentang Proses Transformasi Aksesibilitas di Gojek

Dari video yang diluncurkan tahun 2019 silam ini, tim Go-jek mulai mengevaluasi penerapan aksesibilitas di dalam super-app ini. Nah, sebagai keberlanjutannya, mereka akan sharing di A11yID sharing session spesal di Global Accessibility Awareness Day (GAAD) Mei 2021 nanti tentang bagaimana tim Go-jek mencoba melakukan tranformasi di dalam untuk membuat Go-jek semakin ramah difabel.

Baca juga: A11yID, Komunitas Teknologi Pertama di Indonesia yang Fokus Ke Aksesibilitas di Digital Platform

Tangkapan layar sharing sesion spesial edisi Suarise dan Gojek. Tim Gojek sedang membicarkan dampak video #TantanganAksesbilitas Gojek vs Grab

Tim Gojek sedang membicarkan dampak video #TantanganAksesbilitas Gojek vs Grab yang dbuat oleh Suarise 2019 silam yang memicu dibentuknya A11y Champion pada akhir 2020 agar aplikasi Go-Jek semakin inklusif bagi difabel, termasuk difabel netra.

Menjadi Pengembang dan Desainer Aplikasi Yang Ramah Disabilitas

Setiap yang terlibat di pengembangan produk digital bisa membuat aplikasi maupun websitenya menjadi semakin ramah difabel dan bisa digunakan semua orang. dengan mengikuti beragam panduan pembuatan aplikasi inklusif, aplikasi bisa tetap oke tanpa mengurangi fungsi aksesibilitasnya.

Baca juga: Product Designer buat apa belajar Accessibility ?

Mau belajar lebih lanjut? Yuk gabung di komunitas A11yID. Ada sharing setiap bulan yang menambah pengetahuan dan bahasan teknis juga loh. Jangan lupa subscribe di Youtube Suarise ID dan Follow TantanganAksesibilitas di Instagram untuk menonton sharing session a11yID lainnya.

 

 

 

 

 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia
gambar troli di tengah rak supermarket

Rekomendasi Aplikasi Belanja Minimarket Online Untuk Tunanetra

3024 4032 suarise

Teknologi pembaca layar pada smartphone saat ini memudahkan tunanetra untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Mulai dari memesan makanan siap santap hingga kebutuhan transportasi, semua  bisa dilakukan secara online. Begitu pun dengan bahan makanan dan belanja bulanan lainnya, tunanetra juga bisa memesan secara mandiri salah satunya melalui aplikasi minimarket online. 

Sayangnya, tidak semua aplikasi minimarket online tersebut bisa diakses dan nyaman untuk digunakan oleh pengguna tunanetra. Lalu, dari sekian banyak aplikasi yang beredar, mana yang merupakan aplikasi belanja supermarket online yang bisa diakses oleh tunanetra?

Nah, kali ini gue akan mencoba untuk mengulas beberapa aplikasi minimarket online dari sudut pandang pengguna tunanetra. Sebagai catatan, perangkat yang digunakan pada review ini adalah iPhone 7 Plus dengan sistem operasi iOS 13.4.1. Sementara untuk pembaca layar yang digunakan adalah VoiceOver yang merupakan pembaca layer bawaan dari iPhone.

Baca Juga Cara Mengaktifkan Pembaca Layar Voice Over di iPhone/iPad

Dari semua aplikasi belanja minimarket online yang ada, gue pilih dua aplikasi yang menurut gue paling populer dan memiliki jumlah gerai terbanyak di Indonesia. Kedua aplikasi tersebut adalah AlfaGift dari Alfamart dan KlikIndomaret dari Indomaret. 

Bagaimana hasilnya ya? Apakah keduanya cukup mudah diakses dan nyaman digunakan oleh tunanetra? Yuk, simak review aplikasi belanja minimarket online ala tunanetra berikut ini!

Gambar troli belanja

Mana yang lebih mudah diakses tunanetra: Alfamart atau Indomart?

AlfaGift, Versi 4.0.14, Minimarket Online dari Alfamart

Pertama membuka aplikasi AlfaGift, semua informasi di halaman utama dapat terbaca dengan cukup jelas oleh VoiceOver. Begitu pun untuk kelima tab yang ada di bagian bawah, yaitu  Home, Product, Basket, Promo, dan More, semuanya terbaca dengan jelas.

Setelah melakukan sedikit screening, gue langsung saja mencoba untuk membuat akun agar dapat melakukan pembelian. Proses pembuatan akun cukup mudah. Berikutnya, gue coba memilih tombol Shop Now dan melakukan pencarian barang yang dibutuhkan dengan menekan tombol Search, kemudian mengetikkan nama barang yang dicari. Hasilnya, VoiceOver dapat membacakan dengan jelas semua produk yang muncul pada hasil pencarian. Tak hanya terbaca, proses pemilihan barang dan jumlah yang diinginkan pun dapat dilakukan dengan mudah. Namun entah kenapa, beberapa kali tombol Back untuk kembali ke halaman sebelumnya setelah melakukan pencarian sempat tidak terbaca. Tidak selalu, hanya beberapa kali saja gue mengalami hal ini. 

Lanjut ke tahap berikutnya, yaitu untuk pengisian alamat dan cara pembayaran. Tidak ada masalah untuk pemilihan cara pembayaran, walaupun interface-nya agak membingungkan untuk pembaca layar.

Masalah muncul ketika melakukan pengisian alamat. Untuk pengisian berupa text seperti Label, Alamat Lengkap, dll sebenarnya tidak ada masalah. Masalahnya, aplikasi AlfaGift mengharuskan pengguna untuk melakukan pointing atau menempatkan pin di titik alamat, yang mana ini tidak mungkin dilakukan oleh pembaca layar. Pada tahap ini gue terpaksa meminta bantuan orang awas (non-tunanetra) untuk menempatkan pin pada alamat yang sesuai. Setelah masalah pin ini selesai dan data alamat tersimpan, gue bisa dengan mudah menggunakan aplikasi AlfaGift untuk melakukan pemesanan berikutnya. 

Baca juga tulisan Reza Akbar (Ega) lainnya di sini

KlikIndomaret, Versi 2003100, Minimarket Online dari Indomaret

Pertama membuka aplikasi KlikIndomaret, perasaan gue langsung tidak enak. VoiceOver langsung membacakan semua informasi yang tampil pada layer tanpa bisa dikendalikan, dan hal ini bukanlah pertanda baik. Benar saja, setelah mencoba berbagai cara, gue tetap tidak bisa melakukan apa-apa pada aplikasi KlikIndomaret ini.

Testing Langsung belanja online bareng Tunanetra

Kesimpulan

Setelah membandingkan aplikasi AlfaGift dengan KlikIndomaret, gue menobatkan aplikasi AlfaGift sebagai aplikasi belanja supermarket online yang lebih bisa diakses untuk tunanetra. Walaupun ada sedikit masalah, tapi menurut gue masalah tersebut termasuk kategori minor yang masih bisa ditoleransi. Sementara untuk KlikIndomaret, sama sekali tidak dapat digunakan oleh pengguna tunanetra.

Dengan adanya review ini, gue berharap dapat membuka mata para pengembang aplikasi bahwa selalu ada kemungkinan aplikasi buatan mereka akan digunakan oleh tunanetra. Untuk itu, ada baiknya pengembang aplikasi mengetahui dan mempelajari bagaimana pembuatan aplikasi yang bisa diakses dengan pembaca layar agar dapat bermanfaat untuk teman-teman tunanetra. 

Baca dan tonton juga Aksesibilitas Aplikasi Ojek Online.

Nah, sekian review aplikasi belanja supermarket online ala tunanetra. Suka dengan review ini? Jangan lupa share review dan informasi ini ke teman, sahabat, dan keluarga kalian, ya!

Ditulis oleh Moh. Reza Akbar Ardiansah, VIP Talent Suarise

Cek tulisan Ega dan content writer tunanetra lainnya di talents.suarise.com

 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia
gambar pria menggunakan laptop

5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Cara Tunanetra Mengakses Internet

5029 3353 Juwita Maulida

Kemajuan pesat di bidang teknologi informasi merupakan salah satu pendukung kemandirian bagi VIP (visually impaired people) atau biasa dikenal dengan penyandang tunanetra. Selain komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak pembaca layar, internet juga menjadi kecanggihan teknologi yang dapat membantu VIP dalam kehidupannya sehari-hari. 

Dengan mengakses internet, penyandang tunanetra dapat melakukan berbagai hal secara mandiri, seperti membaca berita online, menonton video di Youtube, dan berjejaring sosial. Namun, yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara penyandang tunanetra mengakses internet? Bukankah VIP memiliki hambatan penglihatan sehingga tidak dapat menatap layar komputer, laptop atau smartphone? Berikut penjelasannya.

Ilustrasi laptop dan smartphone

Cara tunanetra mengakses internet lewat laptop dan smartphone adalah dengan menggunakan pembaca layar

 

1. Siapkan Perangkat Pendukung.

Agar VIP dapat mengakses internet, tentu diperlukan perangkat seperti komputer atau laptop. Tak hanya kedua perangkat tersebut. Ponsel pintar pun kini dapat dimanfaatkan VIP untuk mengakses internet. Pertanyaan selanjutnya, apakah diperlukan komputer, laptop atau smartphone khusus bagi penyandang tunanetra? Umumnya orang awam mengira bahwa perangkat yang digunakan VIP merupakan yang diciptakan khusus untuk mereka. Pendapat ini keliru, karena yang digunakan adalah perangkat yang sama dengan yang digunakan orang-orang umumnya, yang bisa dibeli di toko gawai biasa. Lalu, di mana letak perbedaannya? Cek poin berikut ini!

2. Software Pembaca Layar

Software pembaca layar atau screen reader inilah yang membedakan komputer dan laptop  yang digunakan oleh VIP dengan orang non-tunanetra/awas. Software pembaca layar ini bekerja dengan membacakan semua teks yang terpampang di layar perangkat. Jadi, meskipun VIP tak dapat melihat, mereka hanya perlu mendengarkan screen reader membacakan apa yang tertera di layar perangkat. Saat ini ada dua jenis software pembaca layar yang sering digunakan penyandang tunanetra di Indonesia, yakni JAWS (berbayar) dan NVDA (tidak berbayar). Keduanya dapat dipasang pada perangkat komputer dan laptop dengan sistem operasi Windows. Sedangkan untuk smartphone, pembaca layar telah tersedia tanpa perlu di-install. Para VIP pengguna smartphone hanya perlu mengaktifkannya di menu setting atau accessibility. Sebagai informasi, software pembaca layar pada Andorid disebut Talkback, sedangkan untuk perangkat Apple dikenal dengan nama Voice Over. Dengan bantuan piranti lunak pembaca layar, para VIP bisa mengakses internet, bekerja, atau meng-update status di akun media sosial.

Contoh penggunaan Google Forms dengan Pembaca Layar

Tonton juga: Tunanetra pesan ojol, mana yang lebih mudah diakses?

3. Keyboard untuk Bernavigasi

Ketika mengoperasikan komputer atau laptop, umumnya orang akan menggunakan mouse atau touchpad. Hal ini tidak berlaku bagi VIP. Alih-alih menggunakan mouse untuk bernavigasi mengakses dunia internet, penyandang tunanetra menggunakan keyboard komputer. Karena keterbatasan penglihatan, tentu saja sulit bagi seorang tunanetra untuk menentukan letak kursor dan mengeklik menu yang diinginkan. Keyboard pada komputer atau laptop menjadi solusi bagi para VIP untuk menjelajahi halaman-halaman di internet. 

Tonton juga: #KamisKeyboard Website Lowongan Kerja ini Belum Akses bagi Tunanetra!

Lalu, bagaimana dengan layar sentuh pada smartphone? Pada dasarnya navigasi pada smartphone tidak jauh berbeda antara pengguna yang tunanetra dan orang awas. Poin penting yang membedakan adalah konsep “double tap” atau ketuk dua kali untuk membuka menu dan fokus pembaca layar hanya pada  satu menu yang ditunjukkan kursor. Untuk mengetik, rata-rata VIP yang mahir mengoperasikan komputer, laptop dan smartphone telah menghafal letak dan susunan keyboard. Di samping itu, untuk menguasai navigasi keyboard ini, VIP biasanya harus mengikuti kursus komputer bicara atau mengetik sepuluh jari terlebih dahulu.

seorang pria tunanetra mengakses Google Form di depan laptop

Peserta Suarise tengah mengisi Post Test menggunakan Google Form (Doc. Suarise)

4. Shortcut Untuk Menjelajahi Internet

Setelah ketiga poin sebelumnya terpenuhi, ada tantangan berikutnya yang harus ditaklukkan oleh VIP, yaitu menjelajahi internet. Jika orang awas dapat melihat halaman di internet pada satu layar penuh dan kemudian menggerakkan kursor menuju link yang diinginkan, tidak begitu halnya dengan VIP. Mereka harus sabar menelusuri satu per satu heading, content, dan link-link untuk mendapatkan informasi yang dicari. Tentu saja ini cukup memakan waktu. Oleh karenanya, software pembaca layar memiliki shortcut atau jalan pintas yang bisa dihafalkan oleh VIP agar memudahkan penelusuran halaman internet. Beruntung, menu shortcut pada screen reader hampir serupa satu sama lain, jadi memungkinkan semua tunanetra mengoperasikan perangkat komputer berganti-ganti tanpa harus mempelajari ulang cara penggunaannya. Contoh shortcut yang sering digunakan VIP untuk menelusuri halaman di internet adalah tombol “h” untuk berpindah antar judul (heading), huruf “b” untuk menuju ke menu button, huruf “e” untuk mencari kolom pencarian dan huruf “k” untuk menelusuri link.

5. Keterbatasan Mengenali Gambar

Kecanggihan teknologi memang dapat membuat VIP mengakses internet secara mandiri, tetapi tetap saja ada beberapa hal yang masih terbatas untuk diakses penyandang tunanetra, seperti mengenali grafik, foto, dan gambar. Kemampuan screen reader saat ini hanya dapat membacakan informasi berbentuk teks. Hal ini membuat para VIP tetap harus bertanya pada orang non-tunanetra untuk mengetahui gambar apa yang ada pada halaman yang sedang dibacanya. Untungnya, ada fitur alt-text yang membantu penyandang tunanetra memahami konteks pada gambar. Fitur ini berfungsi memberikan deskripsi tentang gambar terkait. Fitur teks alternatif ini telah tersedia pada beberapa media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Untuk halaman web di internet pun, keterangan gambar juga dapat ditambahkan ketika sebelum diunggah.

Baca juga Cara Mengaktifkan Pembaca Layar di Iphone/iPad

Nah, demikianlah penjelasan singkat tentang bagaimana penyandang tunanetra atau VIP dapat mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Pesatnya kemajuan teknologi telah memberikan banyak  kemudahan bagi setiap orang, tak terkecuali mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan. Penguasaan teknologi tersebut juga menjadikan para penyandang tunanetra lebih mandiri, produktif dan mampu bekerja layaknya orang non-tunanetra.

 

Ditulis oleh Juwita Maulida Rahmawati, VIP Talent Suarise

Cek portfolio tulisan Juwita di talents.suarise.com

 

 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia