screen reader

gambar pria menggunakan laptop

5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Cara Tunanetra Mengakses Internet

5029 3353 Juwita Maulida

Kemajuan pesat di bidang teknologi informasi merupakan salah satu pendukung kemandirian bagi VIP (visually impaired people) atau biasa dikenal dengan penyandang tunanetra. Selain komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak pembaca layar, internet juga menjadi kecanggihan teknologi yang dapat membantu VIP dalam kehidupannya sehari-hari. 

Dengan mengakses internet, penyandang tunanetra dapat melakukan berbagai hal secara mandiri, seperti membaca berita online, menonton video di Youtube, dan berjejaring sosial. Namun, yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara penyandang tunanetra mengakses internet? Bukankah VIP memiliki hambatan penglihatan sehingga tidak dapat menatap layar komputer, laptop atau smartphone? Berikut penjelasannya.

Ilustrasi laptop dan smartphone

Cara tunanetra mengakses internet lewat laptop dan smartphone adalah dengan menggunakan pembaca layar

 

1. Siapkan Perangkat Pendukung.

Agar VIP dapat mengakses internet, tentu diperlukan perangkat seperti komputer atau laptop. Tak hanya kedua perangkat tersebut. Ponsel pintar pun kini dapat dimanfaatkan VIP untuk mengakses internet. Pertanyaan selanjutnya, apakah diperlukan komputer, laptop atau smartphone khusus bagi penyandang tunanetra? Umumnya orang awam mengira bahwa perangkat yang digunakan VIP merupakan yang diciptakan khusus untuk mereka. Pendapat ini keliru, karena yang digunakan adalah perangkat yang sama dengan yang digunakan orang-orang umumnya, yang bisa dibeli di toko gawai biasa. Lalu, di mana letak perbedaannya? Cek poin berikut ini!

2. Software Pembaca Layar

Software pembaca layar atau screen reader inilah yang membedakan komputer dan laptop  yang digunakan oleh VIP dengan orang non-tunanetra/awas. Software pembaca layar ini bekerja dengan membacakan semua teks yang terpampang di layar perangkat. Jadi, meskipun VIP tak dapat melihat, mereka hanya perlu mendengarkan screen reader membacakan apa yang tertera di layar perangkat. Saat ini ada dua jenis software pembaca layar yang sering digunakan penyandang tunanetra di Indonesia, yakni JAWS (berbayar) dan NVDA (tidak berbayar). Keduanya dapat dipasang pada perangkat komputer dan laptop dengan sistem operasi Windows. Sedangkan untuk smartphone, pembaca layar telah tersedia tanpa perlu di-install. Para VIP pengguna smartphone hanya perlu mengaktifkannya di menu setting atau accessibility. Sebagai informasi, software pembaca layar pada Andorid disebut Talkback, sedangkan untuk perangkat Apple dikenal dengan nama Voice Over. Dengan bantuan piranti lunak pembaca layar, para VIP bisa mengakses internet, bekerja, atau meng-update status di akun media sosial.

Contoh penggunaan Google Forms dengan Pembaca Layar

Tonton juga: Tunanetra pesan ojol, mana yang lebih mudah diakses?

3. Keyboard untuk Bernavigasi

Ketika mengoperasikan komputer atau laptop, umumnya orang akan menggunakan mouse atau touchpad. Hal ini tidak berlaku bagi VIP. Alih-alih menggunakan mouse untuk bernavigasi mengakses dunia internet, penyandang tunanetra menggunakan keyboard komputer. Karena keterbatasan penglihatan, tentu saja sulit bagi seorang tunanetra untuk menentukan letak kursor dan mengeklik menu yang diinginkan. Keyboard pada komputer atau laptop menjadi solusi bagi para VIP untuk menjelajahi halaman-halaman di internet. 

Tonton juga: #KamisKeyboard Website Lowongan Kerja ini Belum Akses bagi Tunanetra!

Lalu, bagaimana dengan layar sentuh pada smartphone? Pada dasarnya navigasi pada smartphone tidak jauh berbeda antara pengguna yang tunanetra dan orang awas. Poin penting yang membedakan adalah konsep “double tap” atau ketuk dua kali untuk membuka menu dan fokus pembaca layar hanya pada  satu menu yang ditunjukkan kursor. Untuk mengetik, rata-rata VIP yang mahir mengoperasikan komputer, laptop dan smartphone telah menghafal letak dan susunan keyboard. Di samping itu, untuk menguasai navigasi keyboard ini, VIP biasanya harus mengikuti kursus komputer bicara atau mengetik sepuluh jari terlebih dahulu.

seorang pria tunanetra mengakses Google Form di depan laptop

Peserta Suarise tengah mengisi Post Test menggunakan Google Form (Doc. Suarise)

4. Shortcut Untuk Menjelajahi Internet

Setelah ketiga poin sebelumnya terpenuhi, ada tantangan berikutnya yang harus ditaklukkan oleh VIP, yaitu menjelajahi internet. Jika orang awas dapat melihat halaman di internet pada satu layar penuh dan kemudian menggerakkan kursor menuju link yang diinginkan, tidak begitu halnya dengan VIP. Mereka harus sabar menelusuri satu per satu heading, content, dan link-link untuk mendapatkan informasi yang dicari. Tentu saja ini cukup memakan waktu. Oleh karenanya, software pembaca layar memiliki shortcut atau jalan pintas yang bisa dihafalkan oleh VIP agar memudahkan penelusuran halaman internet. Beruntung, menu shortcut pada screen reader hampir serupa satu sama lain, jadi memungkinkan semua tunanetra mengoperasikan perangkat komputer berganti-ganti tanpa harus mempelajari ulang cara penggunaannya. Contoh shortcut yang sering digunakan VIP untuk menelusuri halaman di internet adalah tombol “h” untuk berpindah antar judul (heading), huruf “b” untuk menuju ke menu button, huruf “e” untuk mencari kolom pencarian dan huruf “k” untuk menelusuri link.

5. Keterbatasan Mengenali Gambar

Kecanggihan teknologi memang dapat membuat VIP mengakses internet secara mandiri, tetapi tetap saja ada beberapa hal yang masih terbatas untuk diakses penyandang tunanetra, seperti mengenali grafik, foto, dan gambar. Kemampuan screen reader saat ini hanya dapat membacakan informasi berbentuk teks. Hal ini membuat para VIP tetap harus bertanya pada orang non-tunanetra untuk mengetahui gambar apa yang ada pada halaman yang sedang dibacanya. Untungnya, ada fitur alt-text yang membantu penyandang tunanetra memahami konteks pada gambar. Fitur ini berfungsi memberikan deskripsi tentang gambar terkait. Fitur teks alternatif ini telah tersedia pada beberapa media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Untuk halaman web di internet pun, keterangan gambar juga dapat ditambahkan ketika sebelum diunggah.

Baca juga Cara Mengaktifkan Pembaca Layar di Iphone/iPad

Nah, demikianlah penjelasan singkat tentang bagaimana penyandang tunanetra atau VIP dapat mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Pesatnya kemajuan teknologi telah memberikan banyak  kemudahan bagi setiap orang, tak terkecuali mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan. Penguasaan teknologi tersebut juga menjadikan para penyandang tunanetra lebih mandiri, produktif dan mampu bekerja layaknya orang non-tunanetra.

 

Ditulis oleh Juwita Maulida Rahmawati, VIP Talent Suarise

Cek portfolio tulisan Juwita di talents.suarise.com

 

 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia
Google form logo

Tutorial Google Forms dengan Screen Reader

840 834 Rahma Utami

Berikut ini adalah panduan penggunaan Google forms dan cara mengaksesnya dengan menggunakan screen reader untuk teman-teman tunanetra dan low vision. Contoh Google forms yang bisa digunakan ada di link Survey Aksesibilitas Digital di Indonesia. 

Google Forms digunakan sehari-hari di Training Suarise sejak 2018 untuk post test setiap pertemuan dan untuk mengkoordinasi pekerjaan jarak jauh. Kompetensi penggunaan Google Forms untuk screen reader sangat menunjang untuk melakukan #KerjaDariRumah alias #WorkFromHome, maupun untuk riset.

Hal-hal yang harus diperhatikan di Google Form

Sebelum memulai tutorial, ada lima hal perlu diperhatikan terkait Google Forms:

  1. Google Forms dapat diakses melalui komputer maupun smartphone/telepon seluler apapun yang berbasis Android dan iOS (Apple).
  2. Google Forms tidak menyimpan proses, artinya, pengisian Google forms harus dilakukan dalam sekali jalan atau dalam satu waktu sekaligus. Jika tidak sengaja refresh halaman (bukan menekan tombol lanjutan di dalam form), maka hampir dipastikan jawaban yang telah diisi sebelumnya hilang dan harus diisi ulang. Namun jika halaman loading setelah tombol ‘selanjutnya’ atau ‘next’ ditekan, maka tidak usah khawatir.
  3. Beberapa Google Forms bisa langsung diisi tanpa login email, beberapa harus login gmail, atau input email terlebih dahulu. Google forms yang digunakan di tulisan ini tidak membutuhkan log in apapun.
  4. Pertanyaan di Google Forms bisa berupa pertanyaan yang tidak wajib (boleh dijawab boleh tidak) dan pertanyaan wajib (required question). Jika terdapat pertanyaan yang wajib dijawab, maka artinya poin ini wajib diisi. Jika tidak, meski tombol selanjutnya ditekan, atau tombol submit/kirimkan ditekan, maka tidak akan bisa diproses. Pengisi harus cek seluruh pertanyaan apakah sudah dijawab atau belum.
  5. Google Forms sangat bersahabat dengan screen reader. Oleh karena itu, halamannya bisa diakses dengan berbagai metode, baik secara gestur linear (swipe/usap kiri kanan), maupun dengan shortcut (pintasan) seperti headline, link, control, dll.

Catatan, tutorial ini hanya menggunakan 3 jenis fitur untuk input jawaban pertanyaan dari banyak fitur Google Forms yang disediakan. Fitur-fitur yang digunakan adalah pilihan ganda, ceklis, dan isian. Sebagian besar tutorial ini untuk mengakses Google Forms melalui ponsel, namun diterangkan pula tentang penjelasan elemennya, sehingga untuk yang mengakses Google Form melalui komputer, silakan menyesuaikan kunci shortcut nya atau pintasannya.

Cara mengakses Google Forms dengan Screen Reader

Silakan buka Survey Aksesibilitas Digital di Indonesia pada tab terpisah atau pada handphone sambil membaca tutorial ini. Setelah Google Forms dibuka, biasanya terdapat instruksi awal terkait isi survey atau kuesioner. Silakan dibaca lalu lanjutkan ke bagian selanjutnya.

Gestur yang sering digunakan di Google Forms

Google Forms dengan Talkback di Android:

Gunakan gestur screen reader biasa (swipe/usap layar), dan Local Context Menu atau Menu Konteks Lokal. Local Context Menu bisa diakses dengan dua cara. Pertama dengan menggerakan jari di layar dari bawah ke atas lalu ke kanan tanpa mengangkat jari. Pilih opsi yang sesuai. Kedua dengan menggerakan jari secara vertikal, baik geser ke atas ataupun ke bawah (bukan mendatar). Pilih yang sesuai.

Google Forms dengan VoiceOver di Apple:

Gunakan gestur screen reader biasa (swipe/usap layar),dan rotor. Rotor bisa diaktifkan dengan menaruh dua jari di permukaan layar lalu putar ke setting yang ingin dituju (berlawanan maupun searah jarum jam).

 

Tampilan Menu Konteks Local atau Local Context Menu Saat Google Forms diakses dengan Talkback Screenreader

Cara membaca ringkas/skimming pertanyaan

Skimming bisa dilakukan untuk mengetahui pertanyaan-pertanyaan apa saja dilakukan sehingga pengguna screen reader bisa terbayang secara utuh fungsi dari pertanyaan tersebut.

Setiap pertanyaan di Google Forms merupakan headline. Jadi navigasi atau shortcut terkait heading bisa digunakan, seperti:

Di TalkBack, bisa menggunakan ‘Local Context Menu’ alias ‘Menu Konteks Lokal’ lalu pilih ‘Headline’ atau ‘Judul’. Maka setiap swipe/usap layar, maka Talkback akan membaca pertanyaannya saja tanpa melalui kolom jawaban maupun tombol lainnya. Kembalikan ke pengaturan default jika sudah selesai skimming dan hendak mengisi pertanyaan.

Di VoiceOver, aktifkan rotor dan pilih ‘Headings’ (jika menggunakan Bahasa Inggris) atau ‘Judul’ (jika menggunakan Bahasa Indonesia) untuk skimming pertanyaan. Catatan: berdasarkan percobaan di beberapa device dan versi iOS, seringkali meski rotor Headings telah diaktifkan, iphone tetap membaca seluruh jenis teks, bukan hanya pertanyaan saja. Jika terjadi demikian, maka silakan mengakses form secara linear menggunakan gestur default.

Cara menjawab pertanyaan

Setiap komponen jawaban pada Google Forms adalah komponen interaktif, artinya dia pasti terhighlight jika menggunakan tombol Tab pada keyboard. Lebih jauh, setiap jawaban merupakan kategori ‘Control’; dengan demikian segala shortcut yang terkait navigasi kontrol bisa diterapkan.

Umumnya, screen reader akan membaca pilihan jawaban di Google Forms dengan urutan informasi tertentu.

Contoh baca oleh Talkback:
Urutan bacanya adalah: kondisinya, isi pilihannya, jenis komponennya, instruksi.

  1. Multiple choice atau pilihan ganda:
    • Bahasa Inggris: not ticked, Instagram, radio button, double tap to toggle.
    • Bahasa Indonesia: tidak dicentang, Instagram, tombol radio, ketuk dua kali untuk beralih.
  2. Tick box atau ceklis:
    • Bahasa Inggris: not ticked, Shopee, tick box, double tap to toggle.
    • Bahasa Indonesia: tidak dicentang, Instagram, kotak centang, ketuk dua kali untuk beralih.
  3. Edit box atau isian tulisan: Edit box, (menyebutkan ulang pertanyaannya), instruksi. Jika isian telah diisi, maka urutannya akan terdengar seperti berikut ini: Jawabannya, edit box, pertanyaannya. Untuk menjawab, pilih pilihan yang diinginkan, ketuk layar 2 kali, lalu ketik jawabannya.

Contoh baca oleh VoiceOver:
Urutan bacanya adalah: isi pilihannya, jenis komponennya, kondisinya, instruksi.

  1. Multiple choice atau pilihan ganda:
    • Bahasa Inggris: Instagram, radio button, unchecked, three of five (pilihan keberapa dari total pilihan yang tersedia),
    • Bahasa Indonesia: Instagram, tombol radio, tidak dicentang, satu dari tiga
  2. Check box box atau ceklis:
    • Bahasa Inggris: Shopee, check box, unchecked, double tap to toggle setting.
    • Bahasa Indonesia: Shopee, kotak centang, tidak dicentang, ketik dua kali untuk mengubah penampilan
  3. Edit box atau isian tulisan: (menyebutkan ulang pertanyaannya), text field (bidang teks), instruksi pertanyaan (jika ada), double tap to edit. Jika isian telah diisi, maka urutannya akan terdengar seperti berikut ini: (menyebutkan ulang pertanyaannya), text field, is editing, jkt, lalu membaca deskripsi pertanyaan. Untuk menjawab, pilih pilihan yang diinginkan, ketuk layar 2 kali, lalu ketik jawabannya.

Di TalkBack, bisa menggunakan ‘Local Context Menu’ lalu pilih ‘Control’ atau ‘Kontrol’. Maka setiap swipe/usap layar, maka Talkback akan membaca pilihan jawabannya, beserta kondisinya.

Untuk menjawab, pilih pilihan yang diinginkan, ketuk layar 2 kali. Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

  1. Pilihan ganda.
    Hanya bisa input satu jawaban saja. Jadi jika jawaban di ganti atau mengetuk dua kali di jawaban yang lain di pertanyaan yang sama, maka jawaban sebelumnya akan hilang dan akan digantikan jawaban terbaru. Sebelum pindah pertanyaan, pastikan sudah memilih jawaban yang pas dengan pertanyaan.
  2. Tick box atau check box.
    Bisa memilih lebih dari satu jawaban. Jadi jika ketuk dua kali di beberapa tick box di pertanyaan yang sama, maka semuanya artinya adalah jawaban yang dipilih. Jika ada yang tidak ingin dipilih, maka bawa kursor ke jawaban yang tidak jadi, lalu ketuk dua kali lagi, hingga terdengar, “unticked, pilihan jawaban”.
  3. Isian (Text box atau text field).
    Isian atau edit box harus di ketuk 2 kali dahulu sebelum jawabannya diketik. Jika menggunakan keyboard dari Google, bisa juga menggunakan opsi Voice Typing, alias mengetik dengan suara. Caranya, cari di area keyboard opsi ‘Voice input’ (biasanya lokasinya di kanan atas ujung keyboard, di atas tombol P). Klik, lalu silakan bicara jawabannya pelan-pelan agar mesinnya bisa menangkap suara Anda. Jika sudah selesai, bisa menunggu sejenak hingga voice typingnya otomatis mati, atau ketuk ulang dua kali di bagian voice typing tersebut. Cek kembali jawabannya, karena kadang suka ada yg salah tangkap. Edit seperlunya.
  4. Pilihan ganda dengan isian.
    Jika memilih pilihan ‘Other’ atau ‘Lainnya’ (tergantung bahasa sistem yang Anda gunakan), maka diharapkan saat memilih opsi ini, Anda juga mengisi isian pendek yang ada setelahnya. Google forms akan otomatis mengarahkan kursor ke edit box/isian saat pilihan ‘other’ dipilih. Biasanya berbunyi “Edit box other response”

Cara mengakses halaman berikutnya atau bagian berikutnya

Umumnya terdapat 2 tombol navigasi di tiap halaman, kecuali halaman pertama dan halaman terakhir. Tombol ini adalah tombol back dan tombol Next. Keduanya akan dibaca oleh screen reader sebagai ‘button’. Tombol ini bisa diakses secara linear (swipe terus hingga ke bawah), atau menggunakan opsi ‘Control’.

Jangan gunakan opsi ‘Link’ untuk mencari tombol navigasi karena di Google forms, link diarahkan ke menu Google Forms yang tidak terkait dengan kuesioner dan link yang ada di dalam pertanyaan (jika ada). Contohnya adalah di halaman pertama dan halaman terakhir di dokumen Survey Aksesibilitas Digital di Indonesia. Di halaman pertama, terdapat link tautan ke halaman youtube dan artikel ini, maka opsi ‘Link’ akan juga mengumumkan bagian tersebut, tanpa dari tulisan di paragraf lainnya.

Halaman terakhir akan berisi 2 tombol: ‘back’ dan ‘submit’ (jika dengan bahasa Indonesia, tombol ‘kembali’ dan tombol ‘kirim’). Umumnya, kuesioner tidak memperkenankan responden untuk mengubah jawabannya jika tombol submit sudah ditekan, seperti pada contoh Survey yang digunakan. Namun, terkadang, pembuat survey juga bisa mengatur agar responden memiliki pilihan untuk mengubah jawaban mereka. Jika pilihan ini diaktifkan, maka di halaman terakhir dari Google Forms, akan ada setidaknya dua link di akhir paragraf penutup yaitu ‘Submit another response’ (Kirim tanggapan lain) dan ‘Edit your response’. Jika pilihan ini tidak diaktifkan, maka hanya akan ada satu link yaitu ‘Submit another response’.

Penutup

Untuk Survey Aksesibilitas Digital di Indonesia, tiap orang hanya input 1 kali respon saja. Jika terdapat kendala dalam menginput survey, Anda bisa bertanya ke talent-talent Suarise yang sudah terbiasa menggunakan Google Forms, atau kontak langsung ke sosial media Suarise di Facebook, Instagram, dan Twitter. Survey Aksesibilitas Digital di Indonesia dibuka hingga tanggal 10 Mei 2020.

Lebih jauh mengenai aksesibilitas produk-produk Google bisa ditemukan di halaman Google Accessibility. Selain Google, beberapa sosial media juga sudah semakin mudah diakses dengan menggunakan screen reader.

Selamat mengisi kuesioner!

Tampilan Google Forms Survey Aksesibilitas Digital di Indonesia

Tambahan

Transliterasi jika pengaturan perangkat atau gadget menggunakan bahasa Indonesia:

  • Headline: Judul
  • Tombol ‘Next’ : Berikutnya
  • Tombol ‘Back’: Kembali
  • Pilihan ‘other’: Yang lain
  • Mengisi edit box di other: Kotak edit, tanggapan lain
  • Pilihan Checkbox atau pilihan ganda:Tidak dicentang, (nama pilihannya), radio button atau cek box, ketuk dua kali untuk beralih
  • Link ‘Submit another response’: Kirim tanggapan lain

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia