Yogyakarta, 7 Oktober 2023 – Suarise menjadi salah satu bagian dari proyek Community Led Innovation Partnership (CLIP) atau Kemitraan untuk Inovasi yang Berbasis Kepemimpinan Masyarakat, kembali menyelenggarakan Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience dalam kegiatan Demo Day dan Simposium IDEAKSI (Ide, Inovasi, Aksi, Inklusi) Indonesia Innovation Hub 2023 di Yogyakarta.
Rahma Utami, Direktur Suarise menyatakan bahwa ini menjadi kegiatan Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience Pertama yang diselenggarakan di luar kota, khususnya di Yogyakarta. Rahma mengapresiasi kegiatan yang dinisiasi oleh Yakkum Emergency Unit (YEU) ini karena telah memperluas peningkatan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda tentang urgensi aksesibilitas digital di DIY.
“Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience ini berupaya memperkenalkan publik mengenai bagaimana teman-teman difabel mengakses teknologi, baik menggunakan handphone, laptop, maupun game playstation serta bagaimana tantangan yang mereka hadapi. Membuat teknologi yang ramah ragam disabilitas ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama menciptakan lingkungan yang inklusif,” ungkap Rahma.
Sebagai salah satu sesi interaktif yang dilaksanakan di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini, Suarise menghadirkan sejumlah aktivitas bagi para pengunjung, diantaranya: mencoba fitur aksesibilitas dalam playstation, mencoba mengakses website hanya menggunakan keyboard (tanpa mouse maupun trackpad), menambahkan alt teks pada media sosial, menggunakan pembaca layar (screen reader) di handphone, dan berbagai aktivitas menarik lainnya.
Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience mengedukasi para peserta memahami tantangan aksesibilitas serta solusi akomodatif atas pemanfaatan teknologi guna membantu keseharian teman-teman disabilitas. Sebanyak 10 skenario perkenalan teknologi asistif bagi disabilitas disajikan untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan generasi muda tentang interaksi penyandang disabilitas dengan teknologi.
Nadifa dan Aisyah dari Fakultas Psikologi UGM, salah satu pengunjung yang hadir dalam Sesi Interaktif menceritakan pengalaman mereka ketika mengikuti aktivitas yang berada di booth Suarise.
Menurut kedua mahasiswa tersebut, kegiatan ini membuat mereka lebih terbuka dalam memahami rasanya teman-teman disabilitas dalam mengakses platform digital, salah satunya bagaimana cara teman netra menggunakan komputer, dan handphone menggunakan fitur bantuan pembaca layar (screen reader).
“Kami jadi lebih terbuka bahwa selama ini media sosial punya fitur alt text. Ternyata se-simple kita post foto terus kita kasih deskripsi foto, bisa bantu banget buat temen netra tahu ini image-nya tentang apa,” ungkap Aisyah.
Lebih lanjut, Nadifa memaparkan harapannya ke depan tentang aksesibilitas digital bagi disabilitas. “Semoga masyarakat luas lebih bisa teredukasi dan Suarise lebih meningkatkan upayanya dalam menyuarakan edukasi tentang (aksesibilitas digital) disabilitas. Kita semua bisa mewujudkan lingkungan yang inklusif dan mewujudkan lingkungan yang setara”, ujarnya.
Kegiatan berlangsung atas hasil kolaborasi dari berbagai pihak. Salah satu pihak tersebut adalah Information Society Innovation Fund (ISIF) Asia yang memiliki tujuan untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan masyarakat tentang penyandang disabilitas. ISIF ASIA merupakan program pendanaan yang memiliki fokus untuk mendukung pengembangan internet dan pencapaian inklusi digital di kawasan Asia-Pasifik, termasuk di Indonesia.
Kamis Keyboard
Salah satu kampanye yang diperkenalkan Suarise dalam Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience di Yogyakarta yakni Kamis Keyboard. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk mengakses satu website melalui laptop atau desktop setiap hari Kamis, tanpa menggunakan mouse/trackpad. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami tantangan aksesibilitas dalam suatu website. Saat seseorang berselancar di website hanya menggunakan pembaca layar (screen reader), maka dia kan mengetahui bagian mana dari website tersebut yang mudah atau sulit diakses journey-nya oleh pembaca layar.
Tentang Penyelenggara
Suarise adalah perusahaan sosial independen yang fokus mempromosikan yang memungkinkan kesamaan akses dan kesempatan bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan (tunanetra) di industri digital dan platform online. Sejak didirikan pada 2017, Suarise menyediakan tiga layanan utama. Pertama, memberikan pelatihan vokasi terkait teknologi digital bagi tunanetra dan low vision agar dapat bekerja secara independen maupun sebagai tenaga tetap dalam perusahaan. Kedua, Suarise membuka konsultasi dan riset aksesibilitas digital, serta persiapan onboarding bagi perusahaan yang akan mempekerjakan disabilitas, khususnya tunanetra dan low vision. Ketiga, Suarise menyediakan jasa penulisan konten digital yang dilakukan para talents Suarise tunanetra dan low vision.
ISIF ASIA memberikan dukungan bagi untuk proyek-proyek yang berkontribusi pada pertumbuhan teknologi Internet dan TIK untuk pembangunan sosial dan ekonomi. Suarise mendapat dukungan pendanaan penuh ISIF dalam program A11y Empathy Lab Pop Up Experience, A11y Bootcamp, A11y Design Challenge, dan Accessibility Issue Submission Challenge. ISIF ASIA bertujuan untuk mendukung inisiatif yang menangani masalah terkait Internet seperti akses, keterjangkauan, keamanan dunia maya, privasi online, hak digital, dan pengembangan konten lokal. ISIF ASIA mendorong pendekatan inovatif, kolaborasi, dan pembangunan kapasitas di kawasan. Program ini dilaksanakan oleh Pusat Informasi Jaringan Asia Pasifik (APNIC), sebuah registri Internet regional, dan telah mendukung proyek sejak didirikan pada tahun 2008. Pendanaan dan dukungan yang diberikan oleh ISIF ASIA telah berkontribusi pada berbagai inisiatif dan inovasi yang telah dilakukan. dampak positif pada pengembangan Internet dan inklusi digital di kawasan Asia-Pasifik.
Kontak Suarise
Public Relations: [email protected]