A11yID Bootcamp

tangkapan layar webinar HDI 2023, Okki Susanto dan penerjemah bahasa isyarat. Tulisan dalam screen You should not be afraid of Artificial Intelligence, you should be afraid of people whou use AI to make their work even better

Suarise konsisten suarakan Urgensi Aksesibilitas Wujudkan sektor Digital Indonesia Ramah Ragam Disabilitas

3360 2100 Iin Kurniati

Siaran Pers Rangkaian Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2023

Jakarta, Desember 2023 –  Memperingati Hari Disabilitas Internasional 2023, Suarise konsisten menyuarakan pentingnya aksesibilitas digital, pemberdayaan tenaga kerja disabilitas serta optimalisasi kecerdasan buatan. Melalui rangkaian kegiatan webinar, accessibility empathy lab pop up experience, serta accessibility bootcamp, Suarise mengajak publik menjadi agen perubahan terpenting wujudkan sektor digital Indonesia ramah ragam disabilitas.

Optimalkan Kecerdasan Buatan dan Kreativitas Tenaga Kerja Disabilitas

Jakarta, 6 Desember 2023 – Menjawab peluang dan tantangan penggunaan kecerdasan buatan di dunia kerja dalam kaitannya dengan tenaga kerja disabilitas, Suarise menyelenggarakan Webinar bertajuk Increasing Employer’s Confidence in Recruiting Workers with Disabilities With Artificial Intelligence (AI) Optimization pada Rabu (6/10) di Jakarta. 

Pesatnya perkembangan teknologi mencetuskan artificial intelligence – kecerdasan buatan (AI) sebagai salah satu alat revolusi industri. AI memungkinkan mesin memahami lingkungan berdasarkan sumber informasi seperti data, suara, hingga gambar yang diproses. Penerapan teknologi AI berkembang ke ranah praktis yang semula sebatas menyelesaikan tugas sederhana menjadi tugas kompleks.

Dampak AI di berbagai industri bisnis bisa sangat kompleks. Pada satu sisi kecerdasan buatan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi waktu melalui data dan berbagai kemudahan yang ditawarkan. Namun disisi lain keberadaan AI bisa menimbulkan sejumlah permasalahan diantaranya disrupsi pasar kerja, keotentikan suatu karya, hingga masalah etis.

Oleh karena itu, melalui pembuktian manfaat penting dari penggunaan AI, serta kesaksian pemberi kerja yang mengoptimalkan penggunaan AI di dalam perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Potensi inilah yang dapat menjadi langkah awal membangun kepercayaan diri perusahaan merekrut pekerja disabilitas dan mengoptimalkan kecerdasan buatan. Sehingga permintaan terhadap tenaga kerja disabilitas bagi perusahaan/organisasi akan makin berkembang. 

Webinar ini merupakan series tahunan Peringatan HDI Suarise bertajuk Disability Confident Employer yang mempertemukan ekspektasi para pemberi kerja dengan kebutuhan dunia industri untuk meningkatkan peluang kerja bagi disabilitas.

Acara yang diperuntukkan bagi praktisi HR, perekrut tenaga kerja, pendiri perusahaan, komunitas disabilitas, dan peminat isu disabilitas ini menghadirkan praktisi kecerdasan buatan, praktisi sumber daya manusia (human resources), serta penulis yang paham soal penggunaan chat GPT sebagai salah satu bentuk AI dan kaitannya dengan tenaga kerja disabilitas. Kehadiran mereka menjadi referensi utama untuk memahami apa itu kecerdasan buatan, bagaimana pemanfaatan AI dalam rekrutmen tenaga kerja, hingga bagaimana optimalisasi penggunaan AI oleh tenaga kerja disabilitas.

Perwakilan Persatuan Manajemen Sumber Daya Manusia (PMSM) Indonesia yakni Ketua Departemen DEI & ESG PMSM Indonesia sekaligus People & Culture Director, PT HM Sampoerna Tbk, Ripy Mangkoesoebroto menjelaskan pentingnya memberikan kesempatan yang lebih besar bagi para penyandang disabilitas untuk bekerja di perusahaan/organisasi. 

“Mari sama-sama belajar bagaimana mengatasi asumsi dan bias persepsi, menggunakan teknologi untuk mempermudah teman disabilitas agar bisa produktif dan menyatu dengan perusahaan. Kita bisa sama-sama memikirkan opsi terutama penggunaan AI atau teknologi untuk mempermudah perusahaan maupun pencari kerja disabilitas supaya bisa saling produktif, saling membantu, untuk sama-sama saling berkembang,” ungkapnya.

tangkapan layar kiri atas aria ghora prabono, AI research enginer, kanan atas Rahma Utami knowledge and accessibility director Suarise, dan tengah bawah penerjemah bahasa isyarat

Dokumentasi: Tangkapan Layar pemateri Aria Ghora yang sedang berdiskusi bersama founder Suarise Rahma Utami mengenai perkenalan dan perkembangan Artificial Intelligence didampingi juru bahasa isyarat dalam rangkaian Hari Disabilitas Internasional 2023 di Jakarta, 06/12/23

Pada sesi pengantar kecerdasan buatan, AI research engineer di EAGLYS Tokyo Jepang, Aria Ghora memperkenalkan apa itu kecerdasan buatan atau AI hingga apa hubungan antara AI dengan disabilitas. Aria cukup yakin bahwa AI berpotensi besar mendukung pemberdayaan disabilitas dengan memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian, khususnya di lingkungan kerja.

“Dampak perkembangan AI yang membahayakan tentu ada. Namun dilihat dari sisi baik, AI berperan menunjang inklusivitas bagi disabilitas, khususnya di lingkungan kerja. Ini bukan soal menggantikan manusia dengan mesin, tetapi ini soal empowering atau pemberdayaan. Bagaimana menciptakan lingkungan yang beragam dan inklusif sehingga semua orang bisa berkontribusi setara walau dalam keterbatasan. Kita bisa mewujudkan dunia dengan segala keragamannya dalam harmoni,” jelas Aria.

Selanjutnya pada sesi kedua, Irma Suryaningsih, Head of HR Rey.id memaparkan soal bagaimana membangun organisasi sehat dengan inklusivitas perusahaan serta hubungan kemajuan kecerdasan buatan dengan HR dan tenaga kerja disabilitas. Pada awal pemaparan Irma meyakinkan para HR dan perwakilan perusahaan yang hadir dalam acara ini untuk yakin merekrut tenaga kerja disabilitas karena dapat meningkatkan employer branding melalui diversitas dan inklusivitas, meningkatkan kreativitas dan inovasi perusahaan, serta menyesuaikan kebutuhan pasar.

Kemudian terkait hubungan antara penggunaan AI, HR, dan tenaga kerja disabilitas Irma menjelaskan urgensi menggandengkan teknologi dan manusia. “Kalau cuma mengandalkan AI tidak akan ada human touch. Kita punya skill set, kita tahu kekurangan kita dimana. Jadi andalkan teknologi untuk mengisi kekurangan kita, doing research dan sebagainya. Jangan sampai kita hanya memakai teknologi saja itu salah. Teknologi dipakai, skill set ditambah, hasilnya akan makin maksimal,” terangnya.

Terakhir pada sesi terakhir, Writer and Entrepreneur, Okki Sutanto menjelaskan tentang Meningkatkan kepercayaan perusahaan dalam merekrut tenaga kerja disabilitas dengan optimalisasi Artificial Intelligence (AI). Okki menuturkan bahwa AI itu sangat berguna tergantung bagaimana cara manusia memanfaatkannya.

“Artificial Intelligence cuma alat yang bisa membantu kita. Tergantung kita mau memanfaatkannya dengan maksimal atau tidak, kita memanfaatkan untuk kebaikan atau enggak. AI saat ini masih jauh dari sempurna, masih terus berubah. Dengan panduan yang jelas (maka) AI atau chat GPT bisa membantu pekerja maupun para pemberi kerja untuk sama-sama untuk memaksimalkan hasil kerja mereka. Pada ujungnya akan membawa manfaat secara ekonomi untuk perusahaan dan kita semua bagi umat manusia,” ujar Okki.

Accessibility Empathy Lab Pop Up Terakhir tahun 2023

seorang pria teman netra sedang mengajarkan pengunjung wanita membaca dan mengetik tanpa melihat. Mereka menggunakan headset bersama untuk mendengar pembaca layar membacakan dokumen

Seorang volunteer teman netra sedang mengajak pengunjung mencoba membaca dokumen menggunakan pembaca layar – screen reader, 10/12/23

Solo, 9 Desember 2023 – Suarise menjadi bagian Perayaan Urban Social Forum (USF) ke sepuluh di SMP Negeri 10 Surakarta Jawa Tengah bersama Yayasan Kota Kita. USF merupakan sebuah ruang untuk memperkuat solidaritas antara para aktor masyarakat sipil yang selama ini telah bergerak untuk mewujudkan kota yang lebih baik untuk semua. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Suarise berperan sebagai salah satu kolaborator yang menyelenggarakan Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience (booth). 

Mengusung semangat ‘Another City is Possible’, kegiatan USF ini menekankan pentingnya advokasi demi mendorong kota-kota di Indonesia yang berkeadilan sosial, inklusif, demokratis, serta masyarakat yang aktif dengan kewarganegaraannya. Keberadaan Suarise pada USF mendorong lahirnya ruang diskusi terbuka yang inklusif untuk berbagi gagasan, bertukar pengalaman, dan pengetahuan seputar urgensi aksesibilitas digital bagi pembangunan kota yang lebih baik di Indonesia.

Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience dalam USF merupakan kegiatan pertama yang diselenggarakan di Surakarta, Jawa Tengah. Kegiatan yang sekaligus menutup rangkaian Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience tahun 2023 ini bertujuan memperluas kesadaran para praktisi kota, organisasi masyarakat sipil, komunitas pegiat pembangunan kota yang lebih baik tentang urgensi aksesibilitas digital. Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience mengajak masyarakat memahami tantangan aksesibilitas serta solusi akomodatif atas pemanfaatan teknologi guna membantu keseharian teman-teman disabilitas yang bermanfaat untuk diterapkan dalam pembangunan kota yang inklusif bagi semua.

Tak kurang dari sembilan skenario perkenalan teknologi asistif bagi disabilitas disajikan untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan para pegiat dan praktisi pembangunan kota inklusif. Suarise menghadirkan berbagai aktivitas bagi para pengunjung, diantaranya: mencoba fitur aksesibilitas di playstation ‘Last of Us 2’, menambahkan alt text di media sosial, pesan perjalanan atau pesan makanan pada aplikasi ojek online menggunakan pembaca layar (screen reader), mengetik di Microsoft Word menggunakan screen reader tanpa melihat layar, dan sejumlah aktivitas menarik lainnya.

team Suarise berpose bersama para volunteer Accessibility ELP di kota Surakarta di depan booth Suarise

Tim Suarise bersama para volunteer Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience di SMP Negeri 10 Surakarta, Jawa Tengah, 10/12/23

Pada akhirnya, kegiatan Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience ini sejalan dengan energi positif yang diusung oleh USF berupa pemikiran, kepercayaan diri, dan harapan bahwa ‘another city’ (kota yang memberi kehidupan untuk semua, termasuk bagi teman-teman disabilitas) adalah mungkin melalui kerja dan semangat seluruh warga kota.

Accessibility Bootcamp Pertama di Indonesia

Menutup rangkaian Hari Disabilitas Internasional 2023, Suarise membuka Accessibility Bootcamp (A11yID Bootcamp) GRATIS. Kegiatan ini merupakan sebuah workshop intensif selama dua bulan yang ditujukan bagi para UI/UX/Product Desainer, UX researcher, UX writer, web developer untuk belajar mengenai aksesibilitas digital dan menerapkannya dalam produk-produk digital.

Kegiatan ini akan berlangsung mulai bulan Januari hingga Maret 2024 ini diperuntukkan bagi para kalangan profesional dan mahasiswa yang lulus tes kompetensi dasar. Setiap peserta akan belajar berbagai hal, mulai dari pengenalan aksesibilitas digital, prinsip-prinsip aksesibilitas digital, pedoman desain pengalaman pengguna (UX) yang aksesibel, pedoman pengembangan web yang aksesibel, persona dan riset pengguna disabilitas, teknis coding (untuk developer), dan berbagai hal lain seputar aksesibilitas digital.

Setiap peserta akan diseleksi mulai dari knowledge based competency test, motivation – essay test, hingga professional background. Bagi para peserta yang tertarik mengikuti kegiatan ini, waktu registrasi dan seleksi akan diselenggarakan selama bulan Desember 2023. Caranya dengan submit pendaftaran via Microsoft Form dan mengerjakan Assessment test via Algobash.

Rangkaian kegiatan HDI 2023 berupa Accessibility Empathy Lab Pop Up Experience dan Accessibility Bootcamp didukung oleh hibah dari Information Society Innovation Fund (ISIF Asia) dan APNIC Foundation.

Tentang Penyelenggara

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Suarise untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional 2023. Suarise adalah perusahaan sosial independen yang fokus mempromosikan yang memungkinkan kesamaan akses dan kesempatan bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan (tunanetra) di industri digital dan platform online. Sejak didirikan pada 2017, Suarise menyediakan tiga layanan utama. Pertama, memberikan pelatihan vokasi terkait teknologi digital bagi tunanetra dan low vision agar dapat bekerja secara independen maupun sebagai tenaga tetap dalam perusahaan. Kedua, Suarise membuka konsultasi dan riset aksesibilitas digital, serta persiapan onboarding bagi perusahaan yang akan mempekerjakan disabilitas, khususnya tunanetra dan low vision. Ketiga, Suarise menyediakan jasa penulisan konten digital yang dilakukan para talents Suarise tunanetra dan low vision.

ISIF ASIA memberikan dukungan bagi untuk proyek-proyek yang berkontribusi pada pertumbuhan teknologi Internet dan TIK untuk pembangunan sosial dan ekonomi. Suarise mendapat dukungan pendanaan penuh ISIF dalam program A11y Empathy Lab Pop Up Experience, A11y Bootcamp, A11y Design Challenge, dan Accessibility Issue Submission Challenge. ISIF ASIA bertujuan untuk mendukung inisiatif yang menangani masalah terkait Internet seperti akses, keterjangkauan, keamanan dunia maya, privasi online, hak digital, dan pengembangan konten lokal. ISIF ASIA mendorong pendekatan inovatif, kolaborasi, dan pembangunan kapasitas di kawasan. Program ini dilaksanakan oleh Pusat Informasi Jaringan Asia Pasifik (APNIC), sebuah registri Internet regional, dan telah mendukung proyek sejak didirikan pada tahun 2008. Pendanaan dan dukungan yang diberikan oleh ISIF ASIA telah berkontribusi pada berbagai inisiatif dan inovasi yang telah dilakukan. dampak positif pada pengembangan Internet dan inklusi digital di kawasan Asia-Pasifik.

 

 

Kontak Suarise 

Public Relations: [email protected]

www.suarise.com 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia