Monthly Archives :

June 2023

Press Release – Accessibility Class dan Empathy Lab Pop Up Experience Tingkatkan Edukasi Mahasiswa soal Aksesibilitas Digital

150 150 Iin Kurniati
dua orang MC wanita di auditorium sedang membuka acara dengan latar bertuliskan digital accessibility introduction

Pembukaan acara Accessibility Class dan Empathy Lab Pop Up Experience di auditorium Binus International FX Campus (doc. internal Suarise)

Sebagai upaya meningkatkan edukasi mahasiswa mengenai pentingnya aksesibilitas digital di tanah air, Suarise menggandeng Fakultas School of Computing and Creative Arts, Binus University International FX Campus menyelenggarakan Accessibility Class dan Empathy Lab Pop Up Experience di Jakarta (26/05).

Mengusung tema Pengenalan Accessibility (A11y) pada Platform dan Dokumen Digital, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari Peringatan Hari Kesadaran Aksesibilitas Global (Global Accessibility Awareness Day – GAAD) Tahun 2023. Tingginya antusiasme para akademisi termasuk para dosen dan mahasiswa dalam komunitas A11yID yang diusung Suarise, membuat Suarise berinisiasi memperluas edukasi mengenai aksesibilitas digital di level perguruan tinggi.

Suarise menyelenggarakan kegiatan luring (offline) pertama tahun 2023 yang melibatkan civitas academica untuk membagi pengalaman dan pengetahuan seputar aksesibilitas digital dalam Accessibility Class melalui dukungan pendanaan dari ISIF ASIA. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan Empathy Lab Pop Up Experience berupa aktivitas interaktif untuk memahami tantangan aksesibilitas digital dan solusi akomodatif dari pemanfaatan teknologi yang digunakan dalam membantu keseharian teman-teman disabilitas. A11y Empathy Lab Pop Up Experience ini juga menjadi kegiatan berskala medium pertama yang diselenggarakan Suarise dengan menyajikan 40 dari total 50 skenario perkenalan penerapan teknologi bagi disabilitas.

Kegiatan A11y Empathy Lab Pop Up Experience bertujuan menjembatani kesenjangan pengetahuan masyarakat tentang interaksi penyandang disabilitas dengan teknologi, diantaranya bagi teman netra, teman tuli, disleksia, daksa, dan buta warna. Kegiatan ini berupaya menjawab bagaimana tantangan dan solusi teknologi yang tersedia, mulai dari akomodasi hingga teknologi asistif yang digunakan teman-teman disabilitas dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala Program Komunikasi Binus University International fX Campus, Dian Sarwono, menyampaikan bahwa kolaborasi ini berperan penting untuk menyebarluaskan lebih banyak informasi kepada publik, khususnya civitas akademik. 

“Kami mendengar ada berbagai inovasi (teknologi terkait aksesibilitas) tetapi kami tidak tahu bagaimana inovasi itu bekerja, apa tantangan yang dihadapi, dan apa yang bisa kita lakukan. Kita juga tahu bahwa perlu lebih banyak upaya dan proses untuk memperkenalkan aksesibilitas digital. Oleh karena itu kami bekerja bersama untuk meningkatkan awareness (kesadartahuan) tentang aksesibilitas digital dan pentingnya aksesibilitas digital di Indonesia. Kami berharap kita akan menyelenggarakan proyek lain di masa mendatang, ujarnya.”

Dalam presentasinya, Rahma Utami, Direktur Suarise menyatakan bahwa acara ini secara tidak langsung menjadi Peluncuran kegiatan A11y Empathy Lab Pop Up Experience pertama di Indonesia. Rahma menekankan pentingnya aksesibilitas digital untuk digunakan dalam website, aplikasi digital, maupun platform digital lainnya terlepas dari kemampuan ataupun perbedaan cara, dengan atau tanpa teknologi asistif.

“Aksesibilitas digital penting karena memungkinkan masyarakat untuk mencari, mengakses, mengeksplorasi informasi daripada menunggu. Kita dapat menciptakan kebebasan bagi seluruh lapisan masyarakat (mewujudkan hak asasi manusia), ungkapnya.”

Pada akhirnya, aksesibilitas digital tidak hanya penting agar website, aplikasi, maupun konten digital bisa ramah dan layak disabilitas, tetapi juga berguna untuk meningkatkan performa produk tersebut, serta membuka mata semua pihak bahwa tantangan mewujudkan aksesibilitas digital ini tugas kita bersama.

 

Demo Aksesibilitas Digital 

teman netra perempuan berdiri di auditorium untuk memperkenalkan diri, namanya Yani

Aryani, talent tunanetra Suarise, memperkenalkan diri sebelum melakukan uji aksesibilitas digital untuk website dan platform digital (doc. internal Suarise)

Disamping membahas mengenai urgensi aksesibilitas digital, para mahasiswa dan civitas academica juga disajikan demo aksesibilitas digital oleh teman disabilitas. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji apakah suatu platform digital, seperti website, aplikasi digital, maupun media sosial mudah diakses bagi disabilitas, baik dengan menggunakan pembaca layar, menggunakan keyboard tanpa mouse, desain inklusif, serta berbagai kaidah lain yang sesuai kaidah WCAG (Web Content Accessibility Guideline). Demo aksesibilitas digital ini bertujuan memahami tantangan aksesibilitas digital yang dihadapi teman-teman disabilitas.

 

A11y Empathy Lab Pop Up Experience

seorang pria sedang bermain play station yang ramah bagi disabilitas ditemani oleh dua orang volunteer

Salah satu aktivitas skenario Empathy Lab Pop Up Experience mengajak peserta bermain game Last of Us 2 yang memenuhi unsur aksesibilitas digital (doc. internal Suarise)

Kegiatan A11y Empathy Lab Pop Up Experience memiliki sejumlah skenario interaktif yang membangun keterlibatan bagi peserta. Aktivitas ini memungkinkan peserta memahami solusi akomodatif dan teknologi yang membantu keseharian disabilitas. Dalam kegiatan ini, Suarise menyiapkan sejumlah aktivitas interaktif bagi para peserta, diantaranya play station accessibility, pameran foto ‘imaji visual’ karya Dhemas Reviyanto fotografer Antara, accessible fashion karya desainer Andini Wijendaru (@dinidini) yang didokumentasikan oleh Dita W Yolansari (@ditut), uji coba navigasi di komputer maupun handphone menggunakan aplikasi pembaca layar (screen reader) bersama teman netra, hingga kacamata simulasi penglihatan tunanetra. 

 

Tentang Penyelenggara

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Suarise bersama Fakultas School of Computing and Creative Arts, Binus University International fX Campus untuk memperingati Global Accessibility Awareness Day (GAAD) Tahun 2023. Kegiatan ini merupakan bagian dari ISIF atau Information Society Innovation Fund Asia sebagai program pendanaan dan dukungan yang berfokus pada promosi pengembangan Internet dan inklusi digital di kawasan Asia-Pasifik.  

ISIF ASIA memberikan dukungan bagi untuk proyek-proyek yang berkontribusi pada pertumbuhan teknologi Internet dan TIK untuk pembangunan sosial dan ekonomi. Suarise mendapat dukungan pendanaan penuh ISIF dalam program A11y Empathy Lab Pop Up Experience, A11y Bootcamp, A11y Design Challenge, dan Accessibility Issue Submission Challenge. ISIF ASIA bertujuan untuk mendukung inisiatif yang menangani masalah terkait Internet seperti akses, keterjangkauan, keamanan dunia maya, privasi online, hak digital, dan pengembangan konten lokal. ISIF ASIA mendorong pendekatan inovatif, kolaborasi, dan pembangunan kapasitas di kawasan. Program ini dilaksanakan oleh Pusat Informasi Jaringan Asia Pasifik (APNIC), sebuah registri Internet regional, dan telah mendukung proyek sejak didirikan pada tahun 2008. Pendanaan dan dukungan yang diberikan oleh ISIF ASIA telah berkontribusi pada berbagai inisiatif dan inovasi yang telah dilakukan. dampak positif pada pengembangan Internet dan inklusi digital di kawasan Asia-Pasifik.

GAAD atau Hari Kesadaran Aksesibilitas Global fokus pada akses dan inklusi digital untuk lebih dari satu miliar orang dengan disabilitas dan kemampuan berbeda. Acara yang dirayakan pada hari Kamis ketiga setiap bulan Mei ini diluncurkan untuk pertama kalinya pada bulan Mei 2012 di Los Angeles, Amerika Serikat. Pertama kali diprakarsai oleh Joe Devon, seorang pengembang, dan Jennison Asuncion, seorang tunanetra yang saat ini menjadi karyawan Linkedin. Sejak tahun 2020, Suarise memprakarsai GAAD untuk pertama kalinya di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan membuat orang berbicara, berpikir, dan belajar tentang akses/inklusi digital (web, perangkat lunak, seluler, dll.) dan orang-orang dengan kemampuan berbeda. Suarise percaya bahwa aksesibilitas digital merupakan sarana memberdayakan masyarakat dengan berbagai kemampuan. Melalui pemberian akses informasi yang sama kepada orang-orang dengan kemampuan berbeda, mereka memiliki kesempatan sama untuk mandiri dalam bidang apa pun, literasi yang lebih baik, pembelajaran yang lebih baik, serta kehidupan yang lebih baik.

Suarise adalah perusahaan sosial independen yang fokus mempromosikan yang memungkinkan kesamaan akses dan kesempatan bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan (tunanetra) di industri digital dan platform online. Sejak didirikan pada 2017, Suarise menyediakan tiga layanan utama. Pertama, memberikan pelatihan vokasi terkait teknologi digital bagi tunanetra dan low vision agar dapat bekerja secara independen maupun sebagai tenaga tetap dalam perusahaan. Kedua, Suarise membuka konsultasi dan riset aksesibilitas digital, serta persiapan onboarding bagi perusahaan yang akan mempekerjakan disabilitas, khususnya tunanetra dan low vision. Ketiga, Suarise menyediakan jasa penulisan konten digital yang dilakukan para talents Suarise tunanetra dan low vision.

 

Kontak Suarise 

Public Relations: [email protected] 

www.suarise.com

 

 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia