Monthly Archives :

July 2019

Be My Eyes: Aplikasi untuk Meminjamkan Mata kepada Tunanetra

150 150 Rahma Utami

Sekarang mata kamu dapat dipinjamkan untuk teman-teman tunanetra hanya dengan mengunduh aplikasi Be My Eyes yang tersedia di platform Android maupun Apple, gratis! Loh kok mata bisa dipinjamkan? Bagaimana caranya? 

Be My Eyes adalah sebuah aplikasi berbasis apple dan android yang berfungsi untuk menghubungkan tunanetra di seluruh dunia dengan relawan untuk membantu melihat suatu hal di depan mereka (tunanetra). Meski hal-hal yang dilihat sederhana, hal ini berdampak sangat besar bagi teman-teman tunanetra. 

Salah satu permintaan yang paling sering didapatkan adalah melihat tanggal kadaluarsa makanan seperti susu. Hayo, bayangkan betapa besar dampak bantuan dari seorang relawan Be My Eyes dalam meminjamkan matanya sehingga yang bersangkutan tidak kena diare akibat meminum susu kadaluarsa. 

Konsep

Aplikasi seluler ini menghubungkan tuna netra dengan relawan melalui layanan video call yang tersedia di dalam aplikasi. Baik tunanetra maupun relawan harus mendaftarkan diri mereka dahulu sebelum menggunakan layanan aplikasi Be My Eyes

Be My Eyes mengusung konsep social-micro-volunteering, dimana relawan bisa berkontribusi dengan cara dan waktu yang paling nyaman bagi mereka di tengah kesibukan mereka. Hal ini dianggap sangat efisien secara waktu dan budget, karena relawan dapat meluangkan waktu untuk membantu teman-teman tunanetra tanpa pergi kemanapun. Para relawan senang sekali bisa berkontribusi.

Kelebihan aplikasi Be My Eyes

Banyak manfaat dalam menggunakan aplikasi Be My Eyes baik bagi pengguna tunanetra maupun relawan yang memiliki penglihatan awas.

  1. Tidak ada biaya dalam menggunakan layanan ini.
  2. Panggilan bantuan bisa dilakukan kapanpun, dari manapun (selama terhubung dengan paket data internet/wifi)
  3. Simpel, hanya dengan 1 klik untuk meminta bantuan/menerima panggilan

Beberapa testimoni terkait aplikasi Be My Eyes dari kalangan teman-teman tunanetra adalah dengan menggunakan aplikasi ini, mereka dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman dari beberapa aspek.

  1. Kenyamanan.
    Teman teman tunanetra jadi tidak harus melulu menunggu orang menawarkan bantuan, ataupun meminta bantuan orang yang sama sehingga terasa memberatkan.
  2. Keamanan.
    Merasa aman karena aplikasi tersebut identitas tunanetra sifatnya anonim dan privasi mereka terjaga karena meski orang asing yang membantu mereka, relawan ini tidak secara nyata masuk ke dalam rumah.
    Selain itu, perasaan aman juga muncul karena orang-orang yang terdaftar adalah relawan yang memiliki tujuan yang sama: membantu teman-teman tunanetra. Hal ini penting karena terkadang, di ranah sosial media, tunanetra kerap dibully ataupun didiskreditkan. Adapun jika hal ini terjadi, pengguna Be My Eyes bisa melaporkan hal ini langsung kepada perusahaan melalui tombol report yang akan muncul bersamaan dengan tombol evaluasi lainnya saat panggilan berakhir.
  3. Efisien.
    Sebuah panggilan bantuan di Be My Eyes umumnya membutuhkan waktu 30 detik untuk mendapatkan respon (belum termasuk waktu penyelesaian solusi). Hal ini tentunya lebih efektif dibandingkan menunggu orang datang (apalagi kalo macet), atau jika sedang berada di luar rumah, seorang tunanetra bisa jadi tidak tahu apakah ada orang di sekitarnya.
  4. Perasaan Independen.
    Keleluasaan yang ditawarkan oleh Be My Eyes membuat teman-teman tunanetra memiliki asisten virtual tanpa perlu ada orang disamping. Jadi, teman-teman tunanetra bisa beraktivitas secara independen dan leluasa, dan memanggil relawan hanya pada saat tertentu saja. 
  5. Terhubung.
    Dibandingkan aplikasi lain yang menggunakan teknologi machine learning atau image recognition untuk mengidentifikasi item, Be My Eyes lebih terasa manusiawi. Selain deskripsi dan variasi hal yang dilihat mencakup lebih banyak hal dibandingkan aplikasi seperti taptapsee yang hanya bisa melihat barang dari jarak dekat saja. Selain itu, suara manusia terdengar lebih ramah dibandingkan suara robot ataupun teks yang dibunyikan via aplikasi screen reader.
    Selain faktor robot vs manusia, beberapa testimoni pengguna Be My Eyes juga mengatakan bahwa mereka tidak merasa kesepian, karena mereka tahu jika teman-teman tunanetra menjelajahi daerah baru, mereka bisa menghubungi relawan via Be My Eyes kapan saja. 

Menurut tim Suarise, pada akhirnya, teknologi yang baik adalah yang menghubungkan dan memanusiakan manusia dengan manusia lainnya. Setuju?

Sejak peluncurannya perdananya di  iphone tahun 2015, dan versi android di 2017, Be My Eyes kini memiliki lebih dari 2 juta relawan dan 300 ribu tunanetra dari seluruh dunia dan dapat diakses lebih dari 150 bahasa termasuk Bahasa Indonesia. Hingga saat ini, aplikasi ramah disabilitas ini telah menyabet 15 penghargaan, salah satunya adalah Google Play Award 2018. 

Bagi yang sudah mengunduh Be My Eyes, apa testimoni kalian? Sharing di kolom komentar ya 🙂

Untuk mengunduh aplikasi Be My Eyes, baik untuk menjadi relawan maupun pengguna, silakan klik pranala di bawah ini:

Download Aplikasi Be My Eyes di Appstore. 

Download Aplikasi Be My Eyes di Google Play Store. 

 

Disarikan dari berbagai sumber.

Ditulis oleh Rahma Utami, Knowledge Director untuk Suarise.


Suarise adalah lembaga pelatihan bagi tunanetra yang mengajarkan kompetensi dan vokasi untuk berkarya di industri digital, terutama di bidang penulisan konten digital (digital content writing), seperti artikel, artikel ramah SEO, penulisan iklan online, serta pembuatan konten sosial media. 

Setiap perusahaan dan perorangan kini dapat merekrut tunanetra sebagai digital content writer. Tertarik untuk bekerja sama? Klik di sini untuk informasi lebih lanjut. 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia
gambar all talents suarise batch 2

Suarise dan Mitra Netra Siapkan Tunanetra menjadi Ahli Digital Content Writing

2048 1152 Iin Kurniati

SUARISE, suatu perusahaan sosial mandiri telah menyelesaikan Pelatihan Digital Content Writing Siklus Kedua pada Minggu, 9 Desember 2018. Pelatihan ini merupakan upaya Suarise untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan visual impaired people – VIP  (tunanetra dan penyandang low-vision) melalui kecakapan digital, online, dan teknologi.

Dalam Pelatihan Digital Content Writing Siklus kedua, Suarise masih menggandeng Yayasan Mitra Netra selaku partner eksklusif. Seiring kelahiran internet dan media baru, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas visual impaired people di bidang pendidikan. Selain itu, pelatihan ini  diharapkan dapat membuka dan memperluas lapangan kerja bagi visual impaired people dalam menghadapi era kemajuan digital. Tak hanya itu, pelatihan ini juga dimaksudkan sebagai upaya memberdayakan dan memastikan inklusivitas dan kesetaraan bagi penyadang disabilitas.

Pelatihan Digital Content Writing 

ilustrasi pelatihan digital content writing offline di yayasan Mitra Netra

Pelatihan Digital Content Writing bersama Suarise di Yayasan Mitra Netra

Digital Content Writing Training Siklus Kedua ini telah dilaksanakan mulai tanggal 5 Agustus 2018 hingga 9 Desember 2018 dengan 8 peserta dalam 18 sesi pertemuan. Metode pelatihan mengombinasikan pertemuan tatap muka (offline class) dan pertemuan jarak jauh melalui fasilitas e-learning (online class). Upaya ini berbeda dibandingkan siklus pertama (periode Februari – April 2018) yang fokus pada pertemuan tatap muka. Pada siklus sebelumnya, jumlah peserta terdiri dari 10 orang peserta dengan 16 sesi pelatihan yang bervariatif sesuai kurikulum yang disusun. 

Kurikulum sesi Pelatihan Digital Content Writing Siklus Kedua ini meliputi pertama pengenalan konten dalam digital marketing. Kedua, pelatihan kemampuan dasar digital content writing. Ketiga, simulasi dan praktek penulisan digital content writing secara langsung. Setiap akhir pelatihan, Suarise rutin melakukan evaluasi dan memberikan masukan bagi para peserta pelatihan untuk memastikan perkembangan kemampuan digital content writing yang dimiliki sesuai standar yang ditetapkan Suarise.

Selanjutnya, Suarise membantu untuk menutup kesenjangan keterampilan dengan mendukung pengajaran dan pendidikan mandiri. Suarise berupaya meningkatkan fleksibilitas bagi pekerja dan pengusaha dengan mengembangkan sistem kerja yang efisien. Disamping itu, Suarise turut memberdayakan peningkatan kualitas hidup VIP dengan mendistribusikan talent untuk proyek/perusahaan yang membutuhkan keterampilan digital spesifik.

ilustrasi kelas online

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia