Konsep Media

Konsep Media

150 150 Rahma Utami

Konsep media yang dipakai mengacu pada paduan pendekatan media lini atas dan lini bawah dengan pendekatan Point of  Contact atau titik-titik untuk menyapa/kontak dengan target audiens (Djito Kasilo, 2008:66) dengan menelaah Consumer Journey dengan memperhatikan sarana, penempatan dan kegiatatan sehingga membuat strategi komunikasi menjadi efektif dan efisien. Consumer journey digali dari consumer insight sehingga menghasilkan point of contact.

Point of Contact

Point of Contact dari target audiens antara lain:

  1. Saat menyetir mobil ataupun di taksi, terkadang terjebak dalam kemacetan dan keramaian kota sehingga sering menerawang keluar kaca mobil untuk mengalihkan pikiran atau sekedar menyalakan radio atau mp3 di mobil mereka terjebak dalam kemacetan kota.  Radio, interior mobil/taxi, dan hal-hal yang dilihat diluar jendela mobil seperti billboard dapat dijadikan media.
  2. Berkantor di gedung bertingkat, dan masuk ke lift untuk mencapai lantai yang diinginkan. Lift bisa menjad media.
  3. Sesampainya di kantor, diatas meja tersaji secangkir kopi, Koran, dan beberapa dokumen serta memo yang harus diperiksa. Cangkir kopi, Koran, dokumen-dokumen seperti kertas, memo, direct mail serta stasionery bisa menjadi media.
  4. Adakalanya harus berhadapan seharian dengan monitor komputer di depannya, mengecek e-mail dan hal-hal lainnya. Komputer dan internet bisa menjadi media.
  5. Mengadakan pertemuan ataupun sekedar bersantai di resto-resto mahal sekelas sushi-tei. Meja putar sushi bisa menjadi media.
  6. Kebiasaan lebih memilih TV kabel, namun tetap tertarik pada acara sekelas berita, politik, ataupun talkshow moderat seperti Kick Andy. TVC pada slot acara terkait ataupun talkshow bisa menjadi media.
  7. Online 24/7, BlackBerry, iPhone, dan SMart Phone on hand. Pencarian informasi utamanya melalui sarana internet. Kebiasaan internet ini bisa dimanfaatkan baik media maupun buzz. Twitter, facebook, dan microsite. Ditetapkan @tuneinthelight sebagai sumber update informasi dan hastag #blindforwork sebagai perantara buzz antar user di twitter.

Kesemua point of contact di atas mengacu kepada target utama: perusahaan (re: orang yang memiliki kewenangan dan berpengaruh terhadap sistem perekrutan perusahaan). Target sekunder, yaitu masyarakat luas lebih di tekankan pada ambient media pada pusat keramaian seperti mall.

Strategi media

Kampanye dilaksanakan selama 1 tahun dan dimulai pada bulan Mei. Pada bulan mei terdapat momentum budi utomo sebagai awal dan pada tahap informing, event dibuat pada bulan desember sekaligus memeringati hari penyandang cacat internasional.

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia

Leave a Reply