Be My Eyes: Aplikasi untuk Meminjamkan Mata kepada Tunanetra

Be My Eyes: Aplikasi untuk Meminjamkan Mata kepada Tunanetra

150 150 Rahma Utami

Sekarang mata kamu dapat dipinjamkan untuk teman-teman tunanetra hanya dengan mengunduh aplikasi Be My Eyes yang tersedia di platform Android maupun Apple, gratis! Loh kok mata bisa dipinjamkan? Bagaimana caranya? 

Be My Eyes adalah sebuah aplikasi berbasis apple dan android yang berfungsi untuk menghubungkan tunanetra di seluruh dunia dengan relawan untuk membantu melihat suatu hal di depan mereka (tunanetra). Meski hal-hal yang dilihat sederhana, hal ini berdampak sangat besar bagi teman-teman tunanetra. 

Salah satu permintaan yang paling sering didapatkan adalah melihat tanggal kadaluarsa makanan seperti susu. Hayo, bayangkan betapa besar dampak bantuan dari seorang relawan Be My Eyes dalam meminjamkan matanya sehingga yang bersangkutan tidak kena diare akibat meminum susu kadaluarsa. 

Konsep

Aplikasi seluler ini menghubungkan tuna netra dengan relawan melalui layanan video call yang tersedia di dalam aplikasi. Baik tunanetra maupun relawan harus mendaftarkan diri mereka dahulu sebelum menggunakan layanan aplikasi Be My Eyes

Be My Eyes mengusung konsep social-micro-volunteering, dimana relawan bisa berkontribusi dengan cara dan waktu yang paling nyaman bagi mereka di tengah kesibukan mereka. Hal ini dianggap sangat efisien secara waktu dan budget, karena relawan dapat meluangkan waktu untuk membantu teman-teman tunanetra tanpa pergi kemanapun. Para relawan senang sekali bisa berkontribusi.

Kelebihan aplikasi Be My Eyes

Banyak manfaat dalam menggunakan aplikasi Be My Eyes baik bagi pengguna tunanetra maupun relawan yang memiliki penglihatan awas.

  1. Tidak ada biaya dalam menggunakan layanan ini.
  2. Panggilan bantuan bisa dilakukan kapanpun, dari manapun (selama terhubung dengan paket data internet/wifi)
  3. Simpel, hanya dengan 1 klik untuk meminta bantuan/menerima panggilan

Beberapa testimoni terkait aplikasi Be My Eyes dari kalangan teman-teman tunanetra adalah dengan menggunakan aplikasi ini, mereka dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman dari beberapa aspek.

  1. Kenyamanan.
    Teman teman tunanetra jadi tidak harus melulu menunggu orang menawarkan bantuan, ataupun meminta bantuan orang yang sama sehingga terasa memberatkan.
  2. Keamanan.
    Merasa aman karena aplikasi tersebut identitas tunanetra sifatnya anonim dan privasi mereka terjaga karena meski orang asing yang membantu mereka, relawan ini tidak secara nyata masuk ke dalam rumah.
    Selain itu, perasaan aman juga muncul karena orang-orang yang terdaftar adalah relawan yang memiliki tujuan yang sama: membantu teman-teman tunanetra. Hal ini penting karena terkadang, di ranah sosial media, tunanetra kerap dibully ataupun didiskreditkan. Adapun jika hal ini terjadi, pengguna Be My Eyes bisa melaporkan hal ini langsung kepada perusahaan melalui tombol report yang akan muncul bersamaan dengan tombol evaluasi lainnya saat panggilan berakhir.
  3. Efisien.
    Sebuah panggilan bantuan di Be My Eyes umumnya membutuhkan waktu 30 detik untuk mendapatkan respon (belum termasuk waktu penyelesaian solusi). Hal ini tentunya lebih efektif dibandingkan menunggu orang datang (apalagi kalo macet), atau jika sedang berada di luar rumah, seorang tunanetra bisa jadi tidak tahu apakah ada orang di sekitarnya.
  4. Perasaan Independen.
    Keleluasaan yang ditawarkan oleh Be My Eyes membuat teman-teman tunanetra memiliki asisten virtual tanpa perlu ada orang disamping. Jadi, teman-teman tunanetra bisa beraktivitas secara independen dan leluasa, dan memanggil relawan hanya pada saat tertentu saja. 
  5. Terhubung.
    Dibandingkan aplikasi lain yang menggunakan teknologi machine learning atau image recognition untuk mengidentifikasi item, Be My Eyes lebih terasa manusiawi. Selain deskripsi dan variasi hal yang dilihat mencakup lebih banyak hal dibandingkan aplikasi seperti taptapsee yang hanya bisa melihat barang dari jarak dekat saja. Selain itu, suara manusia terdengar lebih ramah dibandingkan suara robot ataupun teks yang dibunyikan via aplikasi screen reader.
    Selain faktor robot vs manusia, beberapa testimoni pengguna Be My Eyes juga mengatakan bahwa mereka tidak merasa kesepian, karena mereka tahu jika teman-teman tunanetra menjelajahi daerah baru, mereka bisa menghubungi relawan via Be My Eyes kapan saja. 

Menurut tim Suarise, pada akhirnya, teknologi yang baik adalah yang menghubungkan dan memanusiakan manusia dengan manusia lainnya. Setuju?

Sejak peluncurannya perdananya di  iphone tahun 2015, dan versi android di 2017, Be My Eyes kini memiliki lebih dari 2 juta relawan dan 300 ribu tunanetra dari seluruh dunia dan dapat diakses lebih dari 150 bahasa termasuk Bahasa Indonesia. Hingga saat ini, aplikasi ramah disabilitas ini telah menyabet 15 penghargaan, salah satunya adalah Google Play Award 2018. 

Bagi yang sudah mengunduh Be My Eyes, apa testimoni kalian? Sharing di kolom komentar ya 🙂

Untuk mengunduh aplikasi Be My Eyes, baik untuk menjadi relawan maupun pengguna, silakan klik pranala di bawah ini:

Download Aplikasi Be My Eyes di Appstore. 

Download Aplikasi Be My Eyes di Google Play Store. 

 

Disarikan dari berbagai sumber.

Ditulis oleh Rahma Utami, Knowledge Director untuk Suarise.


Suarise adalah lembaga pelatihan bagi tunanetra yang mengajarkan kompetensi dan vokasi untuk berkarya di industri digital, terutama di bidang penulisan konten digital (digital content writing), seperti artikel, artikel ramah SEO, penulisan iklan online, serta pembuatan konten sosial media. 

Setiap perusahaan dan perorangan kini dapat merekrut tunanetra sebagai digital content writer. Tertarik untuk bekerja sama? Klik di sini untuk informasi lebih lanjut. 

Bagikan ke lini masa Anda untuk mendukung iklim inklusif di Indonesia

Leave a Reply